Dari rasa sakit hati dan kecewa tersebut, Galang pun akhirnya merencanakan menghabisi korban setelah 2 tahun berlalu.
Aksinya tersebut sengaja baru dilakukan baru-baru ini, agar korban sudah lupa dengan dirinya.
Baca juga: Pembunuhan Imam Musala di Jakarta Barat Bermotif Dendam, Bermula Saat Pelaku Terpincut Cucu Korban
Terlebih, antara pelaku dan cucu korban saat ini sudah tak menjalin hubungan.
Sebelum melakukan aksinya, pelaku terlebih dahulu mengintai Saidi selama sepekan.
Ia mengawasi gerak-gerik korban, hingga diketahui jadwal korban biasa melaksanakan salat subuh berjemaah di Musala Uswatun Hasanah dekat rumahnya.
Bukan hanya itu, pelaku pun sudah menyiapkan pisau untuk menikam korban jauh-jauh hari.
Pisau sengaja dibeli Galang seharga Rp30 ribu dua pekan sebelum kejadian.
"Seminggu sebelum melakukan aksinya, pelaku melakukan observasi, datang bolak-balik ke TKP untuk memantau situasi pada saat nantinya dia akan melakukan aksinya," kata Syahduddi.
Hingga akhirnya pada Kamis (16/5/2024) dini hari, pelaku sudah berada di sekitar musala tempat korban akan melaksanakan salat subuh.
Ketika ia melihat korban sedang mengambil wudhu, pelaku langsung mendekat dan menikam korban menggunakan pisau yang sudah dipersiapkannya jauh-jauh hari.
Korban pun seketika berteriak 'maling, maling'. Teriakan korban terdengar jemaah musala yang sedang bersiap menjalankan salat subuh.
Sejumlah jemaah yang berada di dalam musala pun bergegas menuju tempat wudhu, asal suara teriakan Saidi.
Saat itu, Saidi sudah berlumur darah. Darah memenuhi baju bagian belakang kanannya.
Saidi saat itu tak terlihat kesakitan. Ia sempat mengaku tak sadar jika dirinya ditikam pelaku.