News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penumpang Soal Tarif KRL Berbasis NIK: Perbaiki Dulu Eskalator dan Lift!

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi di salah satu gerbong KRL Commuter Line lintas Tanah Abang-Parungpanjang

Laporan Reporter Tribunnews Galuh Nestiya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) mewacanakan skema penetapan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Penerapan tarif KRL dilakukan demi subsidi yang tepat sasaran. Namun, masyarakat pengguna KRL Commuter Line menanggapi hal tersebut dengan berbeda.

Menurut Akbar (31), seorang penumpang KRL Commuter Line lintas Parungpanjang-Tanah Abang mengatakan fasilitas yang diberikan harus sama untuk semua penumpang. Penerapan tarif berdasarkan NIK harus disertai dengan peningkatan fasilitas. 

Baca juga: YLKI: Wacana Subsidi Tarif KRL Jabodetabek Berbasis NIK Kebijakan Ambigu

“Sebenarnya bagus ada penerapan subsidi sama enggak, karena biar orang-orang pada jujur sama kerjaannya karena dilihatnya dari NIK,” ujarnya, Sabtu(31/08/2024).

Dia juga menyarankan agar subsidi dialihkan untuk penambahan fasilitas, seperti gerbong dan tempat duduk di stasiun.

Namun, tidak sedikit pula yang merasa bingung dengan penggunaan NIK dalam sistem tarif. Rumi, pengguna KRL lainnya, menegaskan pentingnya membedakan fasilitas untuk penerima subsidi dan non-subsidi.

“Kalau mau nerapin subsidi atau non-subsidi mending dibedain dulu fasilitasnya biar adil,” jelasnya.

Syaiful Sam (62) mengaku kesulitan memahami sistem berbasis NIK dan menganggapnya tidak praktis untuk pengguna yang lebih tua. 

“Kalau pake gitu-gituan jujur aja bapak nggak paham,” ungkapnya.

Baca juga: Tarif KRL Berbasis NIK Jadi Kontroversi, Kemenhub Bilang Belum Diberlakukan Segera

Tanggapan masyarakat juga menyoroti berbagai masalah lain terkait fasilitas KRL. Jihaan (24) salah satu penumpang, mengeluhkan seringnya kerusakan eskalator di stasiun seperti Palmerah, yang menyulitkan penumpang terutama yang sudah berusia lanjut.

“Enggak setuju sih, mending perbaikin dulu eskalator atau minimal liftnya selalu dicek,” ujarnya. Ia juga mengusulkan penambahan gerbong untuk mengurangi kepadatan dan peningkatan kualitas fasilitas di kereta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini