"Pas ketemu hari Minggu (mayat), saya makin panik, terus ada tukang ikan lewat bilang 'bu nggak mau liat mayat pada ngambang'. Di mana gitu kan posisi anak saya belum pulang soalnya, jadi panik," tuturnya.
Namun, akhirnya dia mendapat kabar baik jika anaknya dalam keadaan selamat kala itu dan langsung menjemput anaknya di kantor polisi karena hany dikenakan wajib lapor.
Terindikasi Hendak Tawuran
Dari hasil penyelidikan, polisi menyebut kurang lebih 60 orang yang berkumpul di warung tersebut ternyata terindikasi hendak tawuran. Mereka yang tergabung dalam beberapa kelompok itu berkumpul terlebih dahulu untuk nantinya mencari lawan secara acak.
"Baru mau tawuran, janjiannya di sini, dan di sini basecamp-nya, dari kelompok-kelompok di antaranya dari Jatiasih, dari Mustikajaya, Bantargebang dari Rawalumbu itu sendiri," kata Kapolsek Rawalumbu, Kompol Sukadi kepada wartawan.
Ketika tengah berkumpul, tim Patroli Perintis Presisi pun datang sekira pukul 03.00 WIB. Hal ini membuat sejumlah orang yang berkumpul itu panik dan melarikan diri hingga ada yang menyeburkan diri ke kali.
"Setelah ada Tim Presisi datang jam 3 pagi, itu anak-anak tersebut karena mungkin merasa bersalah karena mungkin ada yang membawa senjata tajam akhirnya membubarkan diri, mencari penyelamatan diri, sehingga banyak yang terjun ke kali," tuturnya.
Baca juga: Oknum ASN Protes Doa Bersama di Bekasi, Kemenag: Sudah Damai
Adapun keterangan para pelaku yang diamankan saat itu, mereka berkumpul karena ada yang ulang tahun. Namun, hal itu hanya sebuah kode semata.
"Itu (ulang tahun) sebenarnya kode saja, mau mengumpulkan seseorang di tempat yang ditentukan," ungkapnya.
Sejauh ini, puluhan orang sudah diamankan atas insiden ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka karena kedapatan membawa senjata tajam.
"Yang ditemukan di TKP banyak senjata tajam, tapi yang kedapatan membawa senjata tajam tiga orang," ungkapnya.