News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bos Rental Mobil Tewas Ditembak

Oknum TNI AL Ngaku Dikeroyok sebelum Tembak Bos Rental, Pangkoarmada RI: Kill or To Be Killed

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata dalam konferensi pers di Mako Koarmada RI Jakarta Pusat pada Senin (6/1/2025) terkait kasus penembakan bos rental mobil di KM 45 Rest Area Tol Merak - Tangerang pada 2 Januari 2025.

"Senjata itu, senjata inventaris yang melekat karena jabatan dari AA itu adalah ADC, ADC kan ajudan," sebut Denih.

"Sehingga ketika dia dapat tugas, itu sudah SOP senjata itu melekat," sambungnya.

Meski demikian, Denih memastikan pihaknya akan tetap melakukan evaluasi terkait penggunaan senjata api oleh anggotanya.

"Kita akan evaluasi. Tapi penggunaan senjata yang melekat itu adalah untuk pengamanan diri dan siapa yang menjadi tanggung jawab pengamanan atasannya itu."

"Karena kalau misalkan terjadi suatu terhadap atasannya, maka orang yang pertama melekat itulah yang mengamankan. Kita bicara masalah SOP tadi," paparnya.

"Nah kalau seandainya dihadapkan pada pengeroyokan, berarti kan sebetulnya, kan sama-sama enggak tahu siapa yang akan mati."

"Kita saja kalau misalkan terdesak dikeroyok pasti akan mencari, akan bela diri. Akan mencari suatu benda yang mungkin bisa untuk membela diri, mengamankan,"

"Nanti kita akan evaluasi bagaimana ke depan untuk penggunaan senjata api ini," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, insiden penembakan ini berawal dari adanya kecurigaan korban, mobil rentalnya digelapkan oleh seorang penyewa berinisial AS yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

AS kemudian menjual mobil hasil penggelapan itu kepada oknum TNI AL.

Terkait tudingan oknum TNI AL membekingi aksi komplotan penggelapan mobil, Denih membantahnya.

Ia mengatakan anggotanya yang terlibat dalam kasus penembakan bos rental ini murni sebagai pembeli.

"Sementara ini, kita melihatnya ini murni sebagai pembeli karena ingin memiliki sebagai kendaraan untuk pribadi," terang Denih.

Bahkan, sebut Denih, anggotanya sempat membatalkan pembelian mobil tersebut karena pelaku tidak dapat menunjukkan dokumen kendaraan yang hendak dijual tersebut.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini