News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penembakan Solo

Perlakuan kepada Terpidana Koruptor Lebih Manusiawi

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerabat berdoa di kuburan terduga teroris Solo di tempat pemakaman umum (TPU) Pondok Rangon Jakarta Timur, Jumat (7/9/2012). Farhan Mujahid dan Muchsin Sanny Permadi tewas ditembak tim Densus 88 di Solo yang diduga menjadi pelaku penembakan pos Polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para terpidana kasus terorisme menurut Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay tidak seistimewa para tahanan korupsi. Menurutnya, para pelaku terorisme lebih sering diacuhkan.

"Saya pernah ketemu Abu Bakar Ba'asyir. Waktu itu saya minta polisi untuk berikan obat kepada dia. Beda dengan koruptor yang langsung dikasih obat dan bisa ke rumah sakit," kata Saleh saat dialog Polemik bertajuk "Teror Tak Kunjung Usai" yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).

Hal inilah, menurut Saleh yang membuat kecemburuan dan justru membuat banyak kelompok yang ingin melakukan 'balas dendam' terhadap aparat kepolisian akibat perlakuan tersebut.

"Kalau seperti itu polanya nanti banyak yang ingin menjadi teroris," kata Saleh.

Saleh menambahkan, seharusnya polisi menyadari, bahwa aksi teror di Solo, Jawa Tengah merupakan aksi balas dendam terhadap aparat kepolisian.

"Mungkin saja itu karena perbuatan polisi tersebut kurang menyenenangkan. Misalnya asal tembak saja," ucap Saleh.

Klik:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini