News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Century

Pernyataan Robert Tantular Terang Menderang

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Dirut PT Century Mega Investindo Robert Tantular menjawab pertanyaan wartawan saat akan diperiksa oleh penyidik KPK)

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Mantan anggota Timwas Century Mukhammad Miskakhun menilai, pernyataan Robert Tantular yang mengatakan bahwa dia hanya tahu soal penggunaan uang bailout  Rp 3,2 triliun makin memperkuat bukti-bukti lanjutan yang selama ini sudah terang benderang. Terang menderang, kata Misbakhun, adanya dugaan penyelewengan uang Bailout Bank Century.

Pernyataan  RT emakin jelas. Yang tidak jelas adalah penegakan hukum terhadap para pelaku bailout yang melanggar hukum tersebut," sindir Misbakhun, Selasa (179/2013).

"Bahkan, para pengambil keputusan bailout saat ini masih menjabat sebagai pejabat publik yang mentereng. Lihat saja Pak Boediono masih menjabat sebagai Wapres, Sri Mulyani di puja-puji oleh SBY sebagai Putri terbaik yang dipinjamkan ke bank dunia walaupun sama SBY sejatinya  dipecat sebagai menteri keuangan," tegasnya.

Beberapa nama pejabat yang disebutkan dalam daftar nama yang direkomendasikan sebagai pejabat yang terduga dalam kesalahan kolektif dalam membail out Century, lanjutnya, saat ini menjabat dengan jabatan penting Bank Indonesia dan di Otoritas Jasa Keuangan.

"Jadi, bagaimana mungkin RT sebagai pemilik mayoritas Bank Century dan orang yang paling dipersalahkan karena membuat bank Century ambruk dan harus dibailout ternyata hanya mengakui dan mengetahui sebesar 3,2T saja dari 6,7T uang bailout," Misbakhun mempertanyakan.

Selisih uang bailout yang besar ini, ia menegaskan kembali,  menjadi tugas aparat penegak hukum yaitu KPK, Kepolisian dan Kejaksaan Agung untuk mencari tahu pihak mana saja yg mengambil manfaat dari uang bailout tersebut.

"Apakah benar digunakan oleh partai tertentu untuk memenangkan Pemilu dan digunakan oleh kandidat Presiden partai tertentu untuk menang dalam pilpres," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini