TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, menilai kerja sama dalam penanganan kejahatan lintas perbatasan dengan Indonesia dalam beberapa waktu terakhir berlangsung dengan sangat baik.
Hal itu ia sampaikan ketika membuka seminar Kejahatan Lintas Perbatasan (TNC), di Dili Convention Center, Timor Leste, Selasa (26/11/2013).
Seminar itu merupakan kerjasama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dili, bekerja sama dengan Kepolisian Nasional Timor-Leste (PNTL).
Kerja sama penanganan kejahatan lintas perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste, berlangsung diatas dasar MOU yang telah ditandatangani pada tahun 2009, serta MOU terkait penanganan TNC antara PNTL dan POLRI yang ditandatangani pada tahun 2011 yang lalu.
"Kepolisian Timor Leste agar terus berupaya keras dalam menangani dan memerangi narkoba yang masuk ke Timor Leste, karena TNC merupakan kejahatan baru disamping perang," ujar Xanana, dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Dalam kesempatan yang sama Dubes RI untuk Timor Leste, M Primanto Hendrasmoro menyampaikan bahwa berdasarkan pada MOU yang telah ditandatangani tersebut telah pula dilakukan kerjasama pada bidang pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada anggota PNTL di Indonesia.
"Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait dengan TNC serta dapat memberikan informasi bagi kalangan umum terkait dengan penanganan TNC," katanya.
Selain itu, disampaikan juga bahwa human trafficking dilakukan melalui jalan baru yaitu internet sehingga kerjasama antara negara sahabat sangat diperlukan untuk memerangi hal tersebut termasuk kerjasama international melalui law enforcement.