TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj membantah Badan Halal Nahdlatul Ulama (BHNU) didirikan untuk menyaingi badan yang sebelumnya mengeluarkan sertifikasi halal semisal Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Ini atas permintaan warga Nahdliyin yang memiliki warung restoran dan muncul permintaan ini dua tahun lalu ketika kita adakan pameran di Surabaya," ujar Said usai penyerahan sertifikasi halal kepada Restoran Solaria di markas PBNU, Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Pascapameran tersebut, maka terbentuklah Himpunan Pengusana NU dan meminta PBNU untuk memiliki badan yang mengeluarkan sertifikasi halal.
"Di situlah kita rintis dan alhamdulilah (berhasil). Tidak ada niat untuk menjelang atau mengurangi wibawa lembaga lain. Tidak. NU sudah layak memiliki lembaga sendiri. Warga Nahdliyin sekitar 60 juta, pengusaha maupun konsumen," terang Said.
Said menegaskan BHNU sudah layak mengeluarkan sertifikasi halal karena fasilitas dan laboratoriumnya ada dan bekerja sama dengan berbagai kampus semisal UGM, ITB, IPB dan perusahaan Sucofindo.
Said mengatakan perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat halal dari mereka cukup mengajukan dan sampelnya akan diteliti. Untuk Solaria sendiri, BHNU membutuhkan waktu tiga bulan untuk mengeluarkan sertifikat halal.
"Ke depannya akan kebih cepat. Kita nggak main-main," tegas Said.
Sekedar diketahui, Solaria merupakan perusahaan pertama yang mendapat sertifikasi halal dari BHNU.