TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan menempati posisi pertama pada Pemilu 2014 hasil survei Charta Politica. Publik memilih PDIP disebabkan tertarik dengan figur Joko Widodo.
"Kita Belum tahu kenapa, tapi pergeseran epicentrum di PDIP, faktanya Jokowi jadi magnet," kata Direktur Charta Politica Yunarto Wijaya dalam diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/12/2013).
PDI Perjuangan berhasil menempati posisi teratas dengan angka elektabilitas sebesar 15,8 persen. Disusul Golkar 12,6 persen; Gerindra 7,8 persen; Demokrat 7,4 persen; PKB 5,9 persen; PAN 4,4 persen; Hanura 4,1 persen; NasDem 3,9 persen; PKS 3,8 persen; PPP 3,8 persen; PBB 0,4 persen; PKPI 0,3 persen dan tidak tahu/tidak menjawab 29,7 persen.
Dari hasil tersebut, Yunarto mengatakan sebanyak 38,1 persen masyarakat yang memilih PDIP tertarik dengan Jokowi. Kemudian 55,4 persen pemilih Gerindra karena tertarik Prabowo Subianto. Selanjutnya 39,4 persen pemilih Demokrat tertarik dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
Berbeda dengan PAN dimana 32,1 persen pemilihnya lebuh tertarik dengan Amien Rais ketimbang Hatta Rajasa. "Orang lebih melekat alasan memilih figur Amien Rais, bukan yang capres," katanya.
Lalu 42 persen pemilih Hanura tertarik Wiranto. Selanjutnya 51 persen pemilih Nasdem memilih Surya Paloh. Terakhir PKPI sebanyak 40 persen memilih Sutiyoso.
Menurut Yunarto mengatakan hasil survei memperlihatkan gejala personalisasi di tingkat partai politik. "Partai politik cenderung hanya jadi fans club," katanya.
Ia mengatakan gejala demokrasi kultus atau personalisasi tampak pada menguatnya peran dan pengaruh tokoh-tokoh kunci partai politik. "Pada batas-batas tertentu gejala tersebut mengkhawatirkan karena akan memperlemag penguatan pelembagaan partai politik," imbuhnya.
Survei Charta Politik dilakukan pada 28 November-6 Desember 2013 melalui wawancara tatap muka. Populasi seluruh warga negara Indonesia yang telah memiliki hak memilih dalam pemilu. Jumlah sampel sebanyak 1200 responden dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.