News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konvensi Demokrat

Marzuki Alie Enggan Tanggapi Mundurnya Hamdi Muluk

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari kiri ke kanan, pakar psikologi politik, Hamdi Muluk, pengamat politik, Hanta Yuda, moderator, Cheria Vasti, peneliti senior Lembaga Survey Jakarta (LSJ), Igor Dirgantara, dan Direktur Riset LSJ, Rendy Kurnia saat jumpa pers hasil survey mengenai calon presiden alternatif, di Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2013). Dari hasil tersebut, Dahlan Iskan menjadi calon presiden alternatif urutan pertama yang dipilih responden disusul oleh Mahfud MD, dan Rhoma Irama. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peserta Konvensi Demokrat Marzuki Alie enggan menanggapi kabar mundurnya pakar psikologi Politik Hamdi Muluk. Hamdi mundur dari anggota audit survei konvensi Demokrat.

"Itu bukan bidang saya. Saya peserta," kata Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Senin (13/1/2014).

Marzuki mengungkapkan sebagai peserta konvensi maka ia hanya ikut jadwal yang telah diberikan seperti kampanye dan debat terbuka. "Selebihnya saya bukan komentar," ujarnya.

Marzuki yang menjabat sebagai Ketua DPR itu mengatakan semenjak mengikuti konvensi ia tidak lagi aktif di partai. Ia juga tidak mengikuti rapat majelis tinggi Demokrat. "Saya diundang peserta konvensi baru hadir, kalau ada undangan partai engga hadir," kata Marzuki.

Sebelumnya, Pakar Psikologi Politik dari UI Hamdi Muluk mengundurkan diri dari anggota audit survei Konvensi Demokrat. Hamdi kemudian menceritakan alasan mengapa ia akhirnya memutuskan untuk keluar dari gelaran partai Demokrat itu.

"Saya bekerja diminta sama komite, sama Effendi Ghazali, sama anggota komite yang dari luar," kata Hamdi ketika dikonfirmasi, Minggu (12/1/2014) malam.

Hamdi mengatakan saat berdiskusi, komite meyakinkan dirinya bahwa konvensi tersebut bertujuan baik yakni mengurangi oligarki politik. Menurutnya hal itu merupakan alasan yang baik. "Saya suka dengan konvensi, akhirnya menerima. Jadi akhirnya saya iyakan," kata Hamdi.

Akhirnya, kata Hamdi, ia diminta oleh komite untuk rapat di Wisma Kodel sekitar bulan Oktober-November. Tapi yang didapat ruangan tersebut kosong. Setelah beberapa lama menunggu, Hamdi akhirnya ditemui Suaidi Marassabesy, Andrinof Chaniago dan Tamrin Tamagola.

Hamdi kesal ketika tiga kali pertemuan undangan yang diberikan komite konvensi selalu mepet. "Artinya harusnya ada perencanaan yang lebih baik, minimal sehari sebelumnya," katanya.

Hamdi mengungkapkan bila pola yang dilakukan selalu berulang maka ia tidak dapat bertugas secara optimal.

"Saya maunya tim itu menyelaraskan dengan tiga lembaga survei yang mau diaudit, polanya seperti apa," kata pengajar UI itu.

Karena kesal, Hamdi akhirnya mengirim pesan singkat untuk mengundurkan diri dari tugasnya pada pekan kedua Desember 2014.

"Saya engga bisa optimal dengan gaya bekerja seperti ini, saya bilang maaf pake sms, karena kalau pakai tertulis ya lucu juga, karena engga pernah diangkat," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini