Misalnya, kata SBY, ketika yang bersangkutan sedang dalam kasus di KPK, kepolisian, dan kejaksaan. "Banyak yang tidak paham bahwa Presiden pun tidak boleh intervensi kasus hukum," kata SBY.
SBY menceritakan pada awal 2008 setahun sebelum Pemilu 2009 ada seorang tokoh komunikasi dan sekailgus ahli survei dan konsultasi politik. Dia menyampaikan dirinya punya peluang lagi jadi Presiden dan mengusulkan pencitraan sejak 2008 namun biayanya besar sekali ratusan miliar rupiah bahkan bisa satu triliun rupiah.
"Tidak. Terima kasih. Saya tidak mampu menyediakan dana sebesar itu,' kata SBY.
Kontan teman konsultas politik itu kecewa dan balik kanan. Mengenai pengamat, SBY mengatakan ada yang kritis namun bagus sebab fair kalau bagus dikatakan bagus kalau jelek dikritik jelek.
Namun SBY mengatakan ada pengamat atau konsultan politik yang dia kelompokkan "jangan ada dusta diantara kita" itu.
SBY mengatakan pengamat seperti itu kritik pedasnya minta ampun dan bencinya kepadanya kelewat-kelewat. Nah seperti apa saja musuh-musuh SBY yang katanya "semakin banyak" itu bisa dibaca langsung dalam buku yang ditulis oleh SBY "Selalu Ada Pilihan".