TRIBUNNEWS.COM - Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, total ada 11.845 rumah rusak berat akibat erupsi Kelud, tersebar di Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Rinciannya, di Kabupaten Kediri terdapat 10.554 unit.
Lalu Kabupaten Malang dan Blitar masing-masing, 1.510 unit dan 383 unit. Sementara untuk lahan pertanian, ada cabai rawit 1.220 hektare, nanas 1.200 hektare, 871 padi, 790 hektare, cabai merah 538 hektare, tomat 155 hektare, dan bawang merah 47 hektare. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 377 miliar.
Desa yang sebelumnya diliputi warna abu-abu kini mulai menghijau. Setelah berjibaku di pengungsian, warga kembali memulai merajut kehidupan mereka yang baru.
“Kami mulai dari awal lagi. Mulai dari membangun rumah dan bertani,” ujar Bambang, Kepala Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, akhir pekan lalu.
Surya menemui Bambang di kantornya yang porak-poranda akibat terjangan pasir vulkanik. Untuk melayani warga, Bambang dan stafnya memanfaatkan pandapa dan tiga meja yang masih bisa diselamatkan dari semburan material Kelud. “Ada saja yang mengajukan permohonan nikah,” ujarnya sembari tersenyum.
Akibat erupsi, memang banyak warga yang menunda pesta pernikahan. Kini warga mulai berani menggelar acara yang mengundang banyak orang.
Adanya aktivitas di kantor kepala desa, menurut Bambang, menandakan masyarakat di desanya sudah mulai menjalani kehidupan normal. Selain permohonan nikah, warga juga mengurus KTP.
Secara bergantian warga bergotong-royong membangun kembali rumah mereka yang porak-poranda. “Kami bagun rumah secara swadaya dibantu relawan dan aparat. Untuk genting, kami khususkan ke rumah induk,” ungkap Bambang.
Di Desa Puncu, terdapat 2.200 rumah yang dihuni 8.300 jiwa. Ribuan rumah itu semuanya rusak akibat erupsi. Saat ini, proses perbaikan sudah 90 persen. Setelah perbaikan atap rumah induk selesai, warga akan memperbaiki dapur dan teras.
Pemprov Jatim bersama Pemkab menggenjot rehabilitasi rumah itu dengan mengerahkan sekitar 4.000 personel TNI dan dan 1.987 personel polisi. Rehabilitasi rumah dinyatakan tuntas 14 Maret lalu, dengan total sasaran 2.093 rumah rusak sedang dan 4.295 rumah rusak berat,” katanya.
Saat ini, warga berupaya memperbaiki bangunan fasilitas umum dan sosial, antara lain sekolah, rumah ibadah dan balai pertemuan warga.
”Ya seperti kantor kepala desa ini yang masih belum diperbaiki. Atap untuk sementara kami tutupi asbes sembari menunggu kiriman genting,” ujar Bambang. (ben/idl)