TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Para pengurus Partai Persatuan Pembangunan terkejut saat mendapatkan informasi bahwa kadernya yang menjabat Bupati Bogor, Rachmat Yasin, ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (7/5/2014) malam. Pada saat bersamaan, Majelis Musyawarah PPP tengah menggelar rapat persiapan Rapimnas di Kantor PPP.
"Kebetulan kami sedang gelar rapat. Kabarnya sudah kami ketahui. Jelas kami terkejut, Pak SDA (Ketua Umum PPP) juga demikian," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PPP Syaifullah Tamliha saat dihubungi, Rabu malam.
Tamliha mengatakan, PPP mendoakan agar Rachmat Yasin tabah dan sabar menghadapi proses hukum ke depan. Penangkapan Rachmat, kata Tamliha, memberikan dampak terhadap PPP karena ia adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jawa Barat.
"Di Jawa Barat juga merupakan salah satu basis PPP," katanya. Namun, Tamliha menyatakan, PPP akan tetap berjalan mempersiapkan pemilihan presiden mendatang dengan mesin partai yang sudah terstruktur sejak lama.
Sebelumnya diberitakan, selain mengamankan Yasin, KPK menangkap kepala dinas di Kabupaten Bogor, Muhammad Zairin, dan seorang pihak swasta berinisial FXY. Zairin dan FXY ditangkap di lokasi terpisah dengan Yasin. Keduanya diringkus di sebuah restoran di Sentul, Bogor, tak jauh dari lokasi kantor tempat KPK menemukan uang miliaran rupiah.
Sementara itu, Yasin ditangkap di Perumahan Yasmin, Bogor. Ia diamankan setelah KPK menangkap FXY dan Zairin.
Dalam operasi tangkap tangan tersebut, petugas KPK juga mengamankan seorang perempuan yang merupakan karyawan di perusahaan tempat FXY bekerja. Kini, para tertangkap tangan menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta. Dalam waktu 1 x 24 jam, KPK akan menentukan status hukum mereka.
"KPK masih punya kesempatan 1x 24 jam untuk menyimpulkan apa benar ada tindak pidana korupsi atau tidak," kata Juru Bicara KPK Johan Budi.
KPK juga mengamankan uang miliaran rupiah yang ditemukan di sebuah kantor di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat.