News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Eksklusif Jakarta

Ampun dah! Saya Nggak Sempat Olahraga

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika (kiri) bersama Anggota DPR RI dari PKB, Marwan Jafar menjadi pembicara pada diskusi publik Menggagas Postur APBN dan Arsitektur Pemerintahan Jokowi-JK, di Jakarta Pusat, Rabu (13/8/2014). Diskusi membahas kemungkinan struktur kabinet pemerintahan Jokowi-JK dan arah kebijakan fiskal serta postur APBN 2015 untuk mendukung pembangunan nasional. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Mereka yang Berpeluang Jadi Pembantu Jokowi-JK (2)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Jafar memilih fokus berpolitik mengingat tugas-tugasnya di DPP dan Fraksi PKB sangat berat. "Apalagi, ketika saya ditunjuk sebagai Ketua Badan Pemenangan Pilpres dari PKB untuk Jokowi-JK. Itu menyita waktu yang luar biasa," ujar Marwan kepada Tribunnews.com berapa waktu lalu.

Saking sibuk sebagai anggota tim sukses Jokowi-JK membuat Marwan tak sempat menyalurkan hobi olahraganya yakni bulu tangkis dan sepakbola. "Saya enggak sempat olahraga. Sebenarnya saya senang badminton dan sepakbola. Tapi karena tugas sangat padat, jadi nggak sempat," katanya.

Marwan sampai tak ingat kapan terakhir main bulu tangkis. "Terakhir badminton..., kapan ya? Kayaknya sudah nggak pernah lagi. Dulu, sewaktu saya masih tinggal di Kompleks DPR Kalibata 2004-2009, saya masih sempat main badminton. Saya waktu masih wakil ketua komisi dan sekretaris fraksi, kalau malam masih sempat main badminton. Kalau sekarang, sudah enggak bisa. Ampun dah... Saya bergulat betul di politik," imbuhnya.

Ia mengaku bersyukur masih diberi kesehatan kendati aktivitasnya bersama Jokowi dan JK selama masa kampanye pilpres sangat menguras energi.

Selain hobi olahraga, Marwan juga gemar membaca buku. Hobi itu sudah dijalaninya sejak semasa kuliah. "Saya punya  banyak buku di rumah, saya punya perpustakaan pribadi. Saya gemar baca buku sejak kuliah, sejak kuliah buku saya banyak. Pada zaman Orde Baru dulu, pergulatan intelektualisme luar biasa. Di samping itu, ada juga pergulatan pergerakan," katanya. Marwan membaca semua jenis buku mulai buku agama, sosial, politik, ekonomi dan lainnya.

Marwan Jafar lahir di Pati, Jawa Tengah 1 Maret 1961. Setelah lulus SD Dukuhseti I Pati pada 1984, ia meneruskan pendidikan tingkat menengah dan atas di Perguruan Islam Mathali'ul Falah di Kajen, Pati. Marwan kemudian kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan lulus pada 1998.

Selama menjadi mahasiswa, Marwan aktif dalam beberapa organisasi. Ia antara lain pernah menjadi Ketua Litbang Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta, Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UII, Ketua Bidang Pengkaderan Serikat Mahasiswa UII, Ketua Cabang PMII Yogyakarta, Ketua Bidang Kaderisasi Pengurus Besar PMII, dan Wakil Bendahara Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS), Yogyakarta.

Di saat yang sama, Marwan juga berkiprah di organisasi keagamaan dan sosial Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). Ia pernah menjadi Kepala Bidang Litigasi dan Konsultasi Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) NU di Yogyakarta periode 1994-1999, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Lembaga Perekonomian NU pada 1999-2004, Wakil Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Simpan Pinjam (Inkopsim) NU pada 1999-2004.

Bahkan, ia pernah menjadi pembantu pengasuh Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah pada 1999-2009 dan Wakil Direktur Informasi dan Kajian Sosial (Fiksi), Pati, Jawa Tengah.

Marwan aktif di NU karena lahir dan besar di lingkungan NU. Orangtuanya, pasangan Jafar Sodiq-Siti Aminah, pun aktif di NU Pati. "Mereka dari keluarga biasa-biasa saja. Kalau di kampung, pasti semua bergabung dengan NU. Ibu saya aktif di Muslimat. Semua kegiatan NU diikuti," kata Marwan.

Marwan mengaku bersyukur atas karier dan keluarganya. Empat anak buah pernikahannya dengan Ari Haryati mewarnai kehidupan Marwan. Keempat anaknya adalah Najma Marwan (12), Muhammad Rayan Syakib Marwan (10), Muhammad Qutbuddin Kutbutin Asy-Syirazi Marwan (8), dan si bungsu Jasmine Marwan. Mereka masih sekolah di tingkat SD.

"Istri saya S1 dan S2 jurusan arsitek dan pernah menjadi konsultan arsitek. Sekarang istri saya konsentrasi mengurus anak, karena anak-anak masih kecil. Tapi, kalau ada order dan bisa membagi waktu, dikerjakan juga. Kalau gambar-gambar kan bisa di mana saja," ungkapnya.

Marwan memulai karier politik saat hijrah dari Pati ke Jakarta untuk bergabung ke PKB, partai yang baru didirikan oleh sejumlah kiai NU pada 23 Juli 1998. Setelah enam tahun duduk di struktural PKB, Marwan mencalonkan diri dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah III (Kabupaten Blora, Grobogan, Pati, dan Rembang) hingga terpilih menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini