News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi JK

Kementan Dapat Rp 15 T dari Pengalihan Subsidi BBM: Fokus di Irigasi, Peneliti Dapat Royalti

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo meletakkan batu pertama pembangunan irigasi didampingi Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Menteri Pertanian, Amran Sulaiman (tengah), dan Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono (bertopi) di Desa Mojong Bendoro, Kabupaten Sidenreng Rappang (Kabupaten Sidrap), Sulawesi Selatan, Rabu (5/11/2014). Presiden Jokowi mengawali rangkaian kunjungan di Sulawesi dengan meresmikan sarana saluran irigasi yang mengairi lahan sawah seluas 12.000 hektare. Tribunnews/HO/Rumgapres/Agus Suparto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) menghasilkan sebesar Rp 15 triliun bagi alokasi dana di kementerian pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Amran Sulaiman menjelaskan, atas dana itu pihaknya akan menggunakannya untuk meningkatkan indeks pertanaman di Indonesia.

"Nantinya anggaran itu bisa digunakan untuk membangun jaringan irigasi, alat dan mesin pertanian," tegas Amran melalui keterangan yang diterima Tribunnews.com, Senin (24/11/2014).

Amran menyebut untuk membangun sektor pertanian diperlukan kerjasama semua pihak untuk itu saat ini sudah tidak ada ego sektoral. Kerjasama lintas sektoral, sebut dia, penting untuk efektivitas pelaksanaan program kerja.

“Karena itu saat ini saya juga mengajak rekan dari Kementerian Pekerjaan Umum," imbuh dia.

Pembangunan irigasi dari dana pengalihan subsidi BBM ini diharapkan bisa menaikan indeks pertanaman secara nasional sehingga target pemerintah untuk bisa swasembada dapat terpenuhi.

Adapun indeks pertanaman (IP) adalah berapa kali dalam setahun suatu lahan dapat ditanami. Tahun ini, produksi padi di Lamongan misalnya, diperkirakan bisa mencapai 1.025.221 ton gabah kering giling (GKG).

Angka ini naik dibanding produksi tahun 2013 yang sebesar 966.625 ton GKG. Meski terjadi kenaikan produksi, IPnya tidak merata. Ada yang ditanami padi tiga kali, dua kali, bahkan sekali.

Selain itu, untuk meningkatkan pertanian pemerintah juga akan memberikan insentif dan royalti kepada para peneliti. Amran Sulaiman menjelaskan pemberian royalti tersebut untuk merangsang tumbuhnya produk pertanian yang berkualitas dan meningkatkan hasil produk pertanian.

"Akan saya buat regulasi untuk memberi royalti pada peneliti. Tanpa mereka terobosan berupa penemuan bibit unggul tidak dapat dilakukan," ujar Amran.

Menurut Amran kemajuan pertanian Indonesia ke depan ada pada kemajuan riset selain pembangunan infrastruktur irigasi. Ia menilai, perlu memberi penghargaan pada peneliti dalam bentuk royalti.

“Sebut saja benih inpari 30 chirea sub 1, bakal padi itu berpotensi menghasilkan 9,6 ton gabah kering giling per hektar. Penemuan itu bisa bertahan dalam kondisi terendam air selama 15 hari. Ini harus diberikan penghargaan bagi penelitinya,” tambah Amran.

Selain itu, ada produk Hipa atau Hibrida Padi yang didorong Mentan untuk bisa dikembangkan lagi. Pasalnya, benih Hipa 5 ton yang ditanam mampu menghasilkan 10 ton gabah kering giling per hektar. Nantinya jika 10 ton GKG ini digiling maka akan menghasilkan 5 ton gabah kering panen.

"Tingkatkan lagi menjadi 15 ton (GKG), coba kalo 15 ton, kali 13 juta hektar, hasilnya 130 juta ton. Kalau berhasil bisa meningkatkan produksi sampai 50 persen," kata Amran.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini