Tribunnews.com, Jakarta - Inspektur Pengawasan Umum Dwi Priyatno secara diam-diam mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (14/2/2015) malam. Seorang petugas keamanan mengatakan, Priyatno masuk ke gedung KPK sekitar pukul 20.30 WIB melalui pintu samping KPK. Namun, saat itu belum diketahui apa maksud kedatangannya.
Berdasarkan keterangan petugas keamanan itu, Priyatno datang ke gedung KPK dengan menggunakan mobil Camry berwarna abu-abu bernomor polisi B 82 SUS. Ketika itu, hanya tersisa beberapa awak media di gedung KPK. Menjelang tengah malam, mobil yang ditumpangi Priyatno pun keluar dari lantai dasar gedung KPK. Priyatno membuka sedikit kaca jendela mobilnya untuk berbincang dengan awak media yang menunggunya.
"Rapat koordinasi saja. Kalau LHKPN sudah disetor 16 Desember," kata Priyatno singkat kemudian menutup jendela mobilnya. Namun, belum diketahui rapat koordinasi apa yang dimaksud Priyatno.
Nama Priyatno digadang-gadang sebagai salah satu calon Kapolri yang direkomendasikan Komisi Kepolisian Nasional kepada Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan jika batal dilantik.
Selain Priyatno, ada juga Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, Kabareskrim Komjen Budi Waseso, Kabaharkam Komjen Putut Eko Bayuseno, Sekretaris Utama Lemhanas Komjen Suhardi Alius, dan Kepala Badan Narkotika Nasional Anang Iskandar.
Proses seleksi tidak melibatkan KPK dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan karena kedua lembaga itu dianggap Kompolnas tidak menggubris surat pertama yang disampaikan pada 25 April 2014 lalu. Seleksi enam calon kepala Polri itu dilakukan Kompolnas berdasarkan prestasi, senioritas, dan juga integritas.
Sebelumnya, Dwi Priyatno mengaku siap jika ditunjuk menjadi kepala Polri oleh Presiden Jokowi. Ia mengatakan, dirinya mengikuti saja proses seleksi calon kapolri. "Sekali lagi, saya tidak berandai-andai menjadi Kapolri. Siapa pun yang ditunjuk, harus bisa dan siap menjalankannya," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)