Namun dia merasa ini muktamar yang paling amburadul sepanjang sejarah.
Mulai dari perlakukan diskriminatif terhadap Muktamirin yang menolak AHWA saat registrasi muktamar, sampai keanehan yang terjadi saat voting penentuan mekanisme AHWA di Denanyar dua hari lalu, semuanya serba menyalahi aturan.
“Saya lihat sendiri bagaimana orang-orang yang tidak seharusnya memberikan suara bisa mendapatkan hak itu (mendapatkan suara),” kata KH Malik Madaniy.
Sampai saat ini, ratusan muktamirin masih berada di Ponpes Tebuireng untuk mengisi absensi. Sedangkan di Alun-alun, dijadwalkan digelar sidang pemilihan Rais Aam PBNU oleh Forum AHWA.
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok.
LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline
FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA
Penulis: Sutono