Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Sabang-Marauke Circle, Syahganda Nainggolang, mempertanyakan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Jokowi.
"Kok paket dicicil? Untuk buat kepastian harusnya sekaligus, bukan ketengan. September dua paket, Oktober ada juga," kata Syahganda dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (4/10/2015).
Ia menuturkan Presiden Joko Widodo seharusnya meniru paket stimulus ekonomi yang dikeluarkan Presiden AS Barack Obama pada 2008. Paket itu bertujuan untuk merangsang daya beli masyarakat.
"Paket Obama, enggak usahlah kemana-mana. Ada uang yang dikeluarkan untuk substitusi pengurangan pajak, kesejahteraan agar ada daya beli dan creating jobs. Kalau tidak seperti itu namanya bukan paket," kata Syahganda.
Ia mencontohkan Presiden Jokowi yang ingin menaikkan target pajak hingga 30 persen. Tetapi di sisi lain, masyarakat dan pelaku usaha ketahukan dengan target pajak yang luar biasa.
"Bagaimana paket ini seharusnya misalkan penciptaan lapangan kerja baru, langsung ditunjukkan kepada publik harus jelas. Bukan paket malu-malu dibilang sebagai paket," ujar dia.
Syahganda mengatakan dalam Nawacita mengkritik pemerintahan sebelumnya yang bergaya neolib. Tapi, ternyata pemerintahan Jokowi sama. "Ketika melepaskan kepada coorporate untuk berkuasa, ini melanggar Nawacita," imbuh dia.