Kepala Zeni Kostrad Kolonel Rudy Wahyu menyatakan, pengembangan lokasi latihan militer di Mekarjaya, Ciemas, terkendala status lahan yang merupakan milik Yayasan Kostrad. Hal itu tak lepas dari status hibah yang dilakukan Ryamizard 15 tahun silam.
Karena itu, ia berharap negara mengambil alih lahan tersebut dan menjadikan lahan tersebut sebagai bagian inventaris kekayaan negara (IKN).
"Sebelum menjadi IKN, kami tidak bisa mendirikan sarana penunjang untuk latihan. Kami telah menghitung, setidaknya membutuhkan Rp 111 miliar untuk membebaskan lahan seluas 689 hektar," ujar Rudy di hadapan Ryamizard.
Mendengar hal itu, Ryamizard berjanji akan membicarakan saran itu kepada Presiden Joko Widodo.
Ia pun yakin, Presiden akan mendukung rencana pengambilalihan itu, apalagi Kostrad berencana membangun dermaga untuk membawa sejumlah tank Leopard dan tank Scorpio baru ke lokasi itu.
"Jumlah (Rp 111 miliar) kecil untuk kebutuhan negara. Dibandingkan dengan harga pesawat Sukhoi yang mencapai Rp 1,2 triliun, jumlah yang dibutuhkan untuk lahan itu hanya 10 persennya," ucap Ryamizard.
Ryamizard prihatin dengan TNI yang memiliki tempat latihan terbatas. Padahal, lanjutnya, Indonesia memiliki banyak pulau dan hutan, tetapi kesulitan mencari tempat latihan militer.
"Lahan makin terdesak seiring dengan masyarakat yang makin banyak dan membutuhkan permukiman. Lahan seperti ini ideal karena mirip lokasi latihan militer di Amerika dan Singapura," tuturnya. Bahkan, tambahnya, militer Singapura juga telah mengajukan latihan tank Leopard bersama di Ciemas.
Terkait dengan penambahan lahan latihan, Ryamizard mengungkapkan, Pulau Jawa sudah tidak memiliki lahan lapang untuk lokasi latihan militer baru.
Alhasil, pemerintah berencana mencari lokasi latihan baru di Pulau Kalimantan. "Kami akan mencari lokasi di Kalimantan dengan jarak sekitar 40 kilometer," ungkapnya.
Keterbatasan tempat latihan semoga tidak mematahkan semangat prajurit TNI. Keseriusan pemerintah untuk memelihara dan mencari lokasi latihan baru semoga terwujud secepatnya.
Jangan sampai wilayah negara yang luas ini tidak memberikan ruang bagi TNI melatih keterampilan prajurit.
(MUHAMMAD IKHSAN MAHAR)