TRIBUNNEWS.COM - Sebagai alat pertahanan negara, Tentara Nasional Indonesia tidak hanya harus memiliki alat utama sistem pertahanan yang mumpuni, tetapi juga perlu ditunjang sarana latihan yang memadai.
Masalahnya, tempat latihan yang saat ini ada belum seluruhnya cukup memadai, terutama untuk membentuk prajurit TNI yang tangguh, profesional, dan mampu mengoperasikan alat perang dengan teknologi tinggi.
Selama ini, pusat pendidikan pasukan khusus di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dianggap sebagai lokasi latihan TNI yang paling memadai.
Pusat pendidikan di Batujajar itu memang memiliki kelengkapan untuk memenuhi pelatihan pertahanan hidup dan raider.
Sementara itu, sebagai tempat latihan untuk menggunakan alat berat seperti tank hingga menembakkan meriam, TNI antara lain memiliki lahan latihan di Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Lahan tersebut bebas dari permukiman warga dan berada di sisi perbukitan yang menghadap Samudra Hindia.
Tekstur lahan di daerah itu yang berbukit dan tidak rata merupakan lokasi yang ideal untuk lokasi latihan tank dan penembakan meriam. Karena itu, lokasi tersebut sesuai untuk pelatihan pasukan tempur darat.
Di musim kemarau saat ini, lokasi latihan itu hampir serupa dengan padang pasir. Pepohonan mengering. Pasir beterbangan liar ditiup angin yang seakan tidak berhenti berembus. Kondisi itu membuat prajurit tidak bisa melakukan latihan.
Kondisi ini membuat Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberi perhatian lebih. Ia mengisahkan, lokasi latihan di Ciemas itu dia temukan sendiri ketika menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (2000-2002) pada medio 2000.
Guna memuluskan konsep tempat latihan itu, ia membeli lahan tersebut dan menghibahkan sepenuhnya untuk tempat latihan prajurit.
Menurut Ryamizard, tempat tersebut sangat aman untuk manuver tank dan penembakan meriam-meriam milik TNI.
Tempat latihan itu sangat sempurna karena diapit bukit sehingga proses latihan tersebut dapat dilihat untuk penilaian dan evaluasi.
"Bagaimana kita bisa membuat prajurit profesional kalau tidak latihan? Kita harus menjaga lokasi ini karena tidak ada lagi tempat selain di sini. Kalau tidak dipelihara, 10 tahun mendatang akan banyak vila dibangun di sekitar wilayah ini," kata Ryamizard ketika memantau lokasi tersebut, Kamis (8/10).
Status lahan