TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fransisca Insani Rahesti langsung ngacir usai diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Rahesti berusaha kuat untuk menghindari pertanyaan wartawan yang sudah menunggunya sejak siang tadi.
Pertama-tama, Rahesti memilih bertahan di lobi KPK usai diperiksa KPK.
Saat itu jarum jam sudah menjukkan pukul 21.00 WIB.
Dari dalam, perempuan yang mengenakan baju warna ungu itu ternyata memesan taxi untuk mengantarkannya meninggalkan lembaga antirasuah itu.
"Tadi sudah saya sampaikan di dalam," kata Rahesti di KPK, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Rahesti pun terus bergerak masuk ke dalam taxi yang dipesannya dari dalam lobi KPK.
Perempuan yang pernah menjadi penyanyi latar (backing vocal) grup band KLA Project itu berusaha keras untuk meninggalkan kerumunan wartawan.
"Maaf ya mas, maaf ya mbak," tukas Rahesti.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, Rahesti masuk ke KPK sekitar pukul 09.30 WIB.
Dengan demikian Rahesti diperiksa penyidik sekitar 11 jam.
Rahesti hari ini diperiksa sebagai saksai terkait dugaan suap pada anggota DPR RI terkait penyelidikan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung.
Penyelidikan tersebut terkait dugaan korupsi bantuan sosial (Bansos) dan lain-lain di Pemerintahan Sumatera Utara.
Keterangan Rahesti akan digunakan untuk melengkapi berkas penyidikan tersangka Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho istrinya, dan Evy Susanti.
Rahesti ternyata adalah sosok pemberi uang kepada bekas Sekretaris Jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella. Keduanya adalah sahabat lama sewaktu kuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Fransisca kemudian meminta tolong kepada Capella untuk dicarikan tempat magang untuk kerja. Oleh Capella, Fransisca pun madang di kantor Otto Cornelis (OC) Kaligis.
"Dia itu sejak Maret magang di kantornya OCK. Dia yang minta Rio dicarikan tempat magang maka Rio minta tolong ke OCK," kata Ismail saat dihubungi Tribun, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Ketika ditanya peran Fransisca sebagai kurir Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Ismail membantahnya. Ismail menegaskan Fransisca hanya lah pekerja magang.
"Jadi mau dibilang gimana dia itu kurir?" kata dia.
Maqdir sendiri mengaku tidak tahu mengapa Fransisca memberikan uang Rp 200 juta ke Rio Capella. Menurut Maqdir, uang tersebut diberikan Fransisca di Resto 48 Gondangdia, Jakarta, sekitar Mei lalu.
"Sebelum umrah dia kasih. Tapi langsung dikembalikan bulan Mei itu juga," beber Ismail.