TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengaku tidak pernah bertemu Menteri Kordinator bidang Politik, Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Luhut B Panjaitan.
Hal itu terungkap saat Maroef menjawab pertanyaan anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Akbar Faisal.
"Saya tidak pernah ketemu dengan pak Luhut," tegas Maroef dalam sidang MKD di Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Pertanyaan itu disampaikan Politikus NasDem itu karena dalam rekaman pertemuan dengan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid pada 8 Juni 2015 itu, ada 66 kali nama Luhut disebut.
Presdir Freeport Indonesia ini juga mengaku tidak mengetahui mengenai adanya pertemuan Luhut dengan CEO Freeport McMoran Jim Bob Moffett.
"Saya tidak tahu. Saya baru tahu waktu pertemuan itu," ucapnya.
Dalam sidang etik Ketua DPR, Setya Novanto, Maroef Sjamsoedin mengaku tiga kali bertemu dengan Ketua DPR sejak menjabat sebagai salah satu petinggi Freeport Indonesia pada Januari 2015.
"Saya diminta bertemu dengan Ketua DPR Setya Novanto. Permintaan itu datang dari salah satu komisaris Marzuki Darusman," kisahnya.
Akhirnya, lanjut Maroef, dia pun bertemu dengan Novanto di ruang Ketua DPR pada 6 April 2015. Anehnya, pertemuan pun berlangsung empat mata.
Setelah pertemuan itu, Novanto meminta diadakan pertemuan kedua di sebuah hotel di kawasan Pacific Place Jakarta, 13 Mei 2015.
Namun dalam pertemuan itu, Novanto justru mengajak pengusaha minyak Riza Chalid.
Pertemuan berlanjut pada 8 Juni 2015 di hotel yang sama.
Saat itu, Maroef mengaku ada kekhawatiran dan kecurigaan, sehingga akhirnya memutuskan merekam pertemuan itu.
Maroef mengatakan, dalam pertemuan ketiga itu, Riza bersama Novanto berusaha menyakinkan adanya jaminan akan kemulusan renegosiasi kontrak freeport. Dan saat itu, meminta saham sebagai imbalannya, dengan mencatut nama Jokowi-JK.
"Dalam pembicaraan itu Saudara Riza mengatakan, 11 persen ke Presiden dan 9 persen ke Wapres," demikian keterangannya.