TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi peledakan bom di kawasan Sarinah Jakarta disertai aksi tembak menembak antara pelaku teror dengan polisi memang telah berlalu.
Namun banyak cerita tersisa di balik tragedi yang menelan korban nyawa tujuh orang itu.
Teroris ISIS yang disebut-sebut berada di balik teror itu berjumlah lima orang dan semuanya didor oleh polisi.
Semua kesatuan di polisi turun melawan aksi penembakan oleh para teroris. Tak hanya dilakukan oleh prajurit biasa namun para perwira Polri ikut ke lapangan menyerang para teroris.
Dengan gagah berani, para perwira Polri ini menenteng pistol lalu menembakkan peluru ke arah teroris.
Mereka antara lain Perwira Polair Mabes Polri AKBP Untung Sangaji.
Video pria ini banyak beredar di media sosial. Dia menembaki teroris yang berlindung di balik mobil. Menggunakan celana panjang dan kemeja putih Untung Sangaji menggunakan pistol menembaki pelaku pemboman di Menara Cakrawala, Thamrin.
AKBP Untung Sangaji sedang menembaki para pelaku teror.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti. Lelaki berusia 45 tahun ini, di tayangan televisi dengan gagah berani memasuki kawasan lokasi penembakan teroris dengan menenteng pistol tanpa pelindung kepala.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti
Kapolsek Menteng, AKBP Dedy Tabrani tak mengira kedatangannya ke gerai Starbucks Coffee, kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) siang, disambut granat dan tembakan.
Baku tembak tak terelakkan antara Dedy dan sejumlah perwira polisi dengan sejumlah pelaku peledakan yang bersembunyi di gerai kopi tersebut.
"Yang saya tembak, sepertinya hanya satu orang. Tapi, tadi siang itu saya baku tembaknya bersama Kabag Ops (Polres Jakpus AKBP Susatyo Purnomo) dan Karo Ops Polda Metro (Kombes Martuani)," kata Ded.