Kemudian pelaku melempar bom pertama dan kedua yang jaraknya hanya sekitar 1 meter dari mobil dinasnya.
"Kemudian saya keluar mobil dari pintu di sisi kanan," ucapnya.
Pelaku langsung mengarahkan tembakannya kepada dirinya.
"Saya jadikan posisi ini sebagai pengalihan konsentrasi pelaku sehingga ada ruang gerak bagi anggota lain untuk mendekat," ucapnya.
Sementara dari sisi kiri starbuck, AKBP Susatyo melihat sudah ada Karo Ops, Kapolsek Menteng , disusul Dirkrimum Polda Metro Jaya dan lain-lain yang mendekati pelaku.
"Sambil saya menolong anggota yang terjebak sebagai sasaran tembak karena tidak ada tempat berlindung selain mobil dinas saya," katanya.
Dikarenakan sudah ada ledakan bom dua kali dari jarak dekat dan sangat memungkinkan lemparan berikutnya akan semakin dekat, dirinya pun memerintahkan anggota sabhara untuk tiarap dan mundur teratur ke arah taman pembatas jalan.
Setelah semua berhasil mencari perlindungan di taman, dirinya bergegas mundur dengan menyetir sambil tidur terlentang untuk mempersiapkan bantuan dari satuan lainnya.
"Kemudian bersama anggota gegana PMJ kembali masuk ke gedung untuk penyisiran bersama Kapolres dan Wakapolres," ucapnya.
Dikatakan dia, dirinya melihat dua granat rakitan yang dilempar ke mobil dirinya.
Pelaku sebelum melempar harus membakar terlebih dahulu sumbu bom yang dilemparnya.
"Namun belum sempat dilempar sudah tertembak terorisnya dan meledak," ucapnya.
Memang sengaja dirinya menghadang pelaku dari depan untuk meminimalisir jatuhnya korban dari warga sipil.
Dengan dihadang dari depan, pelaku akan sibuk menghadapi dirinya dengan anggota polisi yang lain.
"Kalau mereka tidak dihadang dari depan, bisa kejadian seperti di Paris, mereka bebas mencari sasaran karena masyarakat berada sangat dekat dengan Pelaku," ucapnya.
Termasuk dirinya pun memperhitungkan kemungkinan pelaku melemparkan bom ke anggota polisi yang lainnya saat melakukan olah TKP
"Mengingat yang menjadi target mereka adalah Petugas Polisi," ujarnya.