TRIBUNNEWS.COM, JOGJAKARTA - Berbagai kegiatan ’Aisyiyah khususnya dan Muhammadiyah umumnya, diharapkan memperkuat Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang saat ini terus kumandangkan oleh Pemerintah. Gerakan Nasional Revolusi Mental merupakan gerakan bersama antara Pemerintah dan Rakyat, untuk menjebol berbagai halangan kemajuan dan membangun cara pikir, cara kerja, dan cara hidup untuk memajukan Indonesia menjadi bangsa yang besar.
“Saya yakin, dengan segala pengalaman dan tokoh yang bernaung di dalam ’Aisyiyah khususnya dan Muhammadiyah umumnya, dapat menjadi pelopor dalam melakukan perubahan cara pikir, cara kerja, dan cara hidup yang dapat membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berintegritas, beretos kerja, dan bergotong royong dalam membangun kemajuan Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani saat memberikan sambutan di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah di Jogjakarta, Jumat, (22/4/2016).
Tampak hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Ketua Umum Pengurus Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, Rektor Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) Warsiti, Direktur Utama Rumah Sakit Dr. Sardjito, M. Syafak Hanung dan politisi PDIP Ahmad Basarah.
“‘Aisyiyah merupakan sebuah organisasi perempuan Muhammadiyah yang lahir hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia. Telah banyak sumbangan ‘Aisyiyah bagi pembangunan peradaban bangsa selama hampir satu abad,” ucap Puan.
Rakernas ‘Aisyiyah Tahun 2016 mengambil tema “Meneguhkan Gerakan Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan”. Tema ini menurut Menko PMK sungguh luar biasa, karena merupakan perpaduan antara wawasan ke-Islaman sekaligus juga wawasan ke-Indonesia-an.
“Menurut saya, tema ini merupakan salah satu solusi atas tantangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yang semakin berat, di mana globalisasi dan liberalisasi telah ikut juga membawa kedaulatan negara, perekonomian, dan norma masyarakat berhadapan dengan arus liberalisasi peran negara, individualisme, pragmatisme, dan norma-norma baru yang menggerus semangat gotong royong, dan daya saing bangsa,” ujar Puan.
Oleh karena itu, guna membangun Indonesia yang berkemajuan membutuhkan gotong royong seluruh komponen bangsa, yang selaras dalam semangat membangun Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian berlandaskan Pancasila.
“Artinya dalam menghadapi tantangan tersebut, kita menjadi bersatu padu dalam menghadapi musuh bersama,” harap Puan.
Menko PMK mengatakan kemajuan di berbagai bidang yang telah dicapai, ‘Aisyiyah khususnya dan oleh Muhammadiyah umumnya, selaras dengan program pemerintah Jokowi-JK, dalam membangun karakter bangsa. Melalui berbagai kegiatan ‘Aisyiyah telah bergerak di berbagai bidang yaitu: pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Amal usaha dibidang pendidikan yang telah dilakukan melalui berbagai lembaga mulai dari Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, sampai dengan Perguruan Tinggi di semua daerah di Indonesia.
“Organisasi ‘Aisyiyah berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Pendirian Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Saya, atas nama Pemerintah, menyampaikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh ’Aisyiyah dalam membangun kemajuan Indonesia,” kata Puan.
Menko PMK mengatakan juga bahwa Rakernas ini merupakan ajang silaturrahmi dan konsolidasi pengurus yang sangat penting untuk merumuskan program-program strategis ‘Aisyiyah dalam rangka mewujudkan dakwah misi utama ‘Aisyiyah yang harus dilaksanakan.