Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas dengan pembahasan Rencana Pembangunan Bandar Udara di Yogyakarta, Senin (9/5/2016) sore.
Menurut rencana bandara yang akan dibangun tersebut akan menjadi pengganti Bandara Adisutjipto yang saat ini sudah kelebihan kapasitas.
Dalam pembukaanya, Presiden menyampaikan peningkatan kapasitas bandara mampu mendongkrak ekonomi di Yogyakarta.
"Dengan peningkatan kapasitas di bandara baru ini akan memberikan dampak dan nilai tambah pada perekonomian daerah, khususnya DIY dan sekitarnya," ujar Presiden pada Ratas yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2016).
Presiden menjelaskan bahwa saat ini, Bandara Adisutjipto melayani 3,5 juta penumpang per tahun, padahal kapasitas sebenarnya hanya 1,5 juta penumpang.
Selain itu, Presiden mengatakan proses pembangunan Bandara Kulon Progo sebagai penambah kapasitas bandara yang ada di Yogyakarta hingga kini belum dimulai.
“Saya mendengar pembangunan Bandara Kulonprogo ini sudah direncanakan cukup lama. Sudah banyak yang menunggu-nunggu. Tapi di lapangan kita tahu belum dimulai pengerjaannya,” kata Presiden.
Untuk itu, Presiden ingin mendengar sudah sejauh mana proses pembangunan bandara tersebut dan kendala-kendala yang dihadapi.
Lebih lanjut Presiden menekankan agar semua bergerak cepat untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur.
Karena jika ditunda-tunda lagi, maka infrastruktur Indonesia akan tertinggal dengan negara-negara lain.
Pada kesempatan tersebut, Presiden berpesan agar pembangunan bandara tidak hanya untuk 5 sampai 10 tahun yang akan datang, tapi kalau bisa sampai 30 samapi 50 tahun yang akan datang.
“Terintegrsi dengan moda lainnya, baik bus maupun kereta api. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan,” ucap Presiden.