TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Jakarta masih terkendala pada jumlah perangkat.
Bahkan beberapa sekolah favorit, SMA dan SMP, di Jakarta terpaksa menerapkan sistem ujian bergilir agar uji kompetensi siswa menggunakan perangkat elektronik itu tetap bisa berlangsung.
Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta enggan melakukan pengadaan komputer baru untuk pelaksanaan UN pada tahun mendatang.
Gubernur yang akrab disapa Ahok lebih memilih solusi kekurangan perangkat ditanggulangi dengan sistem saling pinjam dari institusi pendidikan lain.
"Kami tidak mau ada pengadaan. Sistem saling pinjam lebih baik," kata Ahok usai meninjau pelaksanaan UN di SMPN 41 Ragunan, Jakarta, Senin (9/5/2016).
Ide pengadaan perangkat komputer baru untuk penunjang pelaksanaan UNBK di tahun selanjutnya berasal dari Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto.
Menurut Sopan, ada tiga solusi agar sistem ujian bergilir yang beresiko menimbulkan bocornya soal tidak terjadi lagi pada pelaksanaan UNBK selanjutnya.
Pertama adalah kerja sama dengan beberapa universitas yang ada di Jakarta.
"Sudah ada beberapa universitas yang menawarkan untuk pinjamkan," kata Sopan pada kesempatan yang sama.
Solusi kedua dari Sopan adalah SMA yang telah melaksanakan ujian meminjamkan komputer kepada SMP yang akan ujian.
Terakhir adalah pengadaan komputer baru. Namun, ide terakhir ini tidak disetujui Ahok.
Walau menolak pengadaan komputer baru, Ahok tetap menargetkan pada UN selanjutnya seluruh sekolah di Jakarta sudah menerapkan UNBK.