"Tarsinah bertekad untuk pulang, karena ia cemas dan was-was di wilayah perang, padahal agen yang memberangkatkannya tidak menyebutkan soal ini sebelumnya," kata Hariyanto.
"Pada bulan puasa saja dia mendengar hampir 60 ledakan bom dan suara tembakan."
Tarsinah bekerja di sebuah rumah dengan empat lantai di Dora, sebuah kota pinggiran Baghdad.
Lebih-lebih lagi, tambah Hariyanto pula, "Tarsinah harus bekerja di rumah majikannya yang empat lantai itu, mulai dari jam 05.30 sampai setidaknya jam 22.00. Berat sekali."
Nasib Tarsinah diketahui publik, setelah buruh berhasil mengontak SBMI Indramayu secara daring, bulan lalu.
KBRI mengaku tak bisa langsung memulangkannya karena harus mematuhi berbagai prosedur di Irak.