Karena saat ini ekonomi Indonesia sedang melabat, termasuk ekonomi di Batam yang menyebabkan para pengusaha harus melakukan efisiensi.
"Intinya kita dari Kadin Provinsi Kepulauan Riau dan segenap elemen pengusaha, meminta secepatnya permasalahan di Batam diselesaikan," katanya.
Satu bukti dari kondisi ekonomi Batam yang melambat adalah tutupnya pabrik PT Sanyo Energy Batam.
Tutupnya pabrik tersebut membuat sekitar tiga ribu karyawannya menganggur.
Kasus tersebut menurut Mar'ruf Maulana bukanlah satu-satunya kasus di Batam.
Ketua Apindo Kepri, Cahya, dalam kesempatan yang sama menambahakan bahwa naikknya tarif mencapai ratusan kali lipat.
Ia mencontohkan ada hotel di Batam yang sebelumnya hanya mebayar Rp 130 juta untuk sepuluh tahun.
Dengan kebijakan UWTO, pengelola hotel harus membayar menjadi Rp 13 miliar perbulan.
Sehingga untuk sepuluh tahun, ia harus membayar Rp 130 miliar.
"Orangnya (pengelola hotel) mengatakan ke saya, Rp 13 miliar saja tidak mampu bayar, apalagi Rp 130 miliar. Dia sekarang masih cicil (utang) Bank, ini gimana solusinya,"ujar Cahya.