Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/11/2016) Indonesia dan Belanda sepakat memfokuskan kerja sama di beberapa bidang.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo bersama dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte saat memberikan pernyataan pers bersama usai pertemuan.
"Pertemuan bilateral tadi banyak membahas mengenai kerja sama ekonomi dengan fokus kepada perdagangan investasi, pengelolaan air, dan pembangunan infrastruktur maritim," ujar Presiden Jokowi.
Jokowi mengaku merasa terhormat dengan kunjungan yang dilakukan PM Rutte bersama dengan delegasinya ke Jakarta.
Dalam kunjungannya tersebut, PM Rutte membawa serta sedikitnya 200 pelaku usaha Belanda.
"Hal ini menunjukkan kepercayaan, menunjukkan trust dan komitmen pemerintah dan swasta Belanda, untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Indonesia," kata Presiden Jokowi.
Pengelolaan air dan pengembangan infrastruktur merupakan bidang kerja sama yang diprioritaskan kedua belah pihak dalam pertemuan tersebut.
Terhadap dua bidang tersebut, Presiden Joko Widodo menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan kerja samanya.
"Kita berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama di dua bidang ini, termasuk pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung," ucap Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden Joko Widodo juga mendorong peningkatan ekspor kayu Indonesia ke Belanda.
Produk kayu Indonesia diketahui telah dilengkapi dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) sebagai sertifikasi legal untuk produk kayu ekspor.
Uni Eropa pun telah memberikan pengakuan terhadap produk kayu Indonesia dengan memberikan lisensi FLEGT (Forest Law Enforcement Governance and Trade).
Hal tersebut memungkinkan Indonesia untuk mengekspor kayu ke Uni Eropa tanpa perlu menjalani pemeriksaan di setiap pelabuhan di Eropa.