Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman teror jelang Natal dan Tahun Baru. Apalagi, dalam sepekan terakhir aksi teroris tidak hanya terjadi di Indonesia.
"Bukan hanya di Indonesia saja, itu ada di Turki, ada di Berlin, dan beberapa negara lainya. Jadi kita apresiasi kerja Polisi bisa melokalisir hal tersebut dan kiranya jelang Natal dan Tahun Baru, dan juga eskalasi konflik yang ada itu harus diantisipasi jangan diremehkan," kata Anggota Pansus RUU Terorisme, Bobby Rizaldi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Menurut Bobby, status siaga 1 diperlukan, terutama keamanan di kedutaan-kedutaan negara sahabat. Politikus Golkar itu belum mengetahui teroris yang ditangkap di Serpong merupakan jaringan lokal atau terafiliasi internasional.
"Tapi kalau melihat waktunya, itu ada kemungkinan ada berhubungan," kata Bobby.
Bobby pun berharap koordinasi antar lembaga dalam penanganan aksi terorisme semakin intensif. Lembaga-lembaga tersebut tidak menjadikan kasus bom Serpong sebagai pembelajaran saja.
"Tapi juga pengalaman bahwa kondisi, bukan setelah ada kejadian baru siaga 1, tapi kewaspadaan itu harus penuh dan ditingkatkan untuk khusus negara-negara sahabat," kata Bobby.
Sebelumnya, sejak pagi hingga sore ini, Rabu (21/12/2016) Densus 88 melakukan penangkapan pada enam terduga teroris.
Penangkapan dilakukan di tiga lokasi terpisah yakni Serpong-Tangerang Selatan, Payakumbu-Sumbar, dan Deli Serdang-Sumatera Utara.
Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan penangkapan pertama terjadi di Serpong dan Babakan Setu, Tangel.
Dalam penangkapan itu, diamankan empat orang. Satu ditangkap hidup atas nama Adam dan tiga lainnya tewas ditembak yakni Omen, Irwan, dan Helmi.
Berlanjut, Densus 88 juga bergerak ke wilayah
Payakumbu, Sumatera Barat menangkap terduga teroris atas nama Jhon Tanamal alias Hamzah (H) diduga terkait teroris jaringan Solo.
Lebih lanjut, Densus 88 juga menangkap satu terduga teroris atas nama Safei Lubis alias S di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kelompok ini dipimpin oleh Gigih Rahmat Dewa yang sudah tertangkap sebelumnya.
Selain berniat menyerang Marina Bay, kelompok ini juga merencanakan amaliah di beberapa tempat dengan sasaran tempat keramaian dan objek vital termasuk kantor polisi.
Diketahui juga kelompok Katibah Gonggong Rebus selama ini gencar menyebarkan paham radikal di Asia Tenggara.
Bahkan Gigih Rahmat Dewa juga berperan memfasilitator WNI yang ingin pergi ke Suriah.
Berdasarkan penyelidikan Densus 88, Gigih Rahmat Dewa intens berkomunikasi dengan Bahrun Naim dan mendapat sokongan dana dari Bahrun Naim untuk melakukan sejumlah aksi teror di Indonesia.