Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mennganggap aAda pihak yang memberikan informasi salah kepada Presiden Joko Widodo.
Khususnya terkait Aksi 4 November dan aksi makar.
SBY menyebut Presiden telah diberikan informasi yang tidak akurat soal hal tersebut.
"Bahkan belakangan katanya (saya) menyuruh membom Istana Merdeka, di mana saya sepuluh tahun tinggal di sana dulu," ujar SBY dalam pernyatannya di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (01/02/2017).
Baca: Kuasa Hukum Ahok Masih Rahasiakan Bukti percakan SBY dan Maruf Amin
SBY berharap punya kesempatan untuk bertemu langsung Presiden Joko Widodo guna mengklarifikasi langsung informasi-informasi yang menyudutkannya itu.
Namun, hingga kini kesempatan tersebut belum ada.
"Sayang sekali saya belum punya kesempatan bertemu Presiden kita, bapak Jokowi. Kalau saya bisa bertemu beliau, niat saya, saya ingin bicara dengan beliau secara blak-blakan, siapa yang melaporkan beliau," katanya.
Baca: Pramono Anung Pastikan Tidak Ada yang Halangi SBY Bertemu Jokowi
"Saya juga pernah memimpin negara ini sebelum beliau, oleh karena itu bagus, dan saya bisa bertemu, sekai lagi blak-blakan, apa yang terjadi, apa yang beliau dengar, supaya ada dialog," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, SBY pun menuturkan bahwa Presiden Jokowi sedianya sangat ingin bertemu dengan dirinya.
Namun, ada sejumlah orang dekat Jokowi yang tidak mau agar pertemuan tersebut terjadi.
Baca: Istana Bantah Tudingan SBY Soal Penyadapan Ilegal
Karena itu, hingga kini ia belum bisa menemui sang presiden.
"Saya diberitahu, konon katanya, ada tiga sumber yang memberitahu saya, beliau ingin bertemu dengan saya, cuma dilarang dua (atau) tiga orang sekeliling beliau," katanya.
SBY menganggap siapa pun orang yang melarang presiden Jokowi bertemu dirinya termasuk orang hebat.
"Ini sekaligus saya ungkapkan di hari yang baikini, bagus kalau kami berdua bisa melakukan klarifikasi, supaya tidak menyimpan, sekali lagi, prasangka praduga," katanya.