News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suara SBY

SBY Kritik Pemerintah, JK: Ada Dukungan, Protes, itu Biasa Saja

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

jusuf kalla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam beberapa hari belakangan ini melontarkan kritik keras terhadap pemerintah.

Menanggapi sorotan tajam tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut sebagai sesuatu yang wajar karena Partai Demokrat berada di luar pemerintahan.

"Semuanya namanya politik. Tentu mengemukakan apa yang dirasakan dan diharapkan itu wajar saja. Bahwa ada dukungan, protes, itu biasa saja," kata Jusuf Kalla saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Dalam acara dies natalis Partai Demokrat di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017), SBY memberikan pandangan politiknya terhadap pemerintahan saat ini.

Ia memberikan masukan dan kritikan kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan kritik SBY merupakan penyeimbangan yang berada di luar pemerintah.

Baca: Kepada Penyidik Kak Ema Mengaku Teman Dekat Firza Husein

"Ya partai di luar pemerintah itu ya seperti itu. Sama seperti zaman dulu, mungkin PDIP yang berpidato seperti itu. Ada balancing (keseimbangan)," jelas Kalla.

Sejak 5 Februari lalu SBY mulai ikut turun gunung sebagai juru kampanye untuk kemenangan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono.

Ia terlibat langsung dalam beberapa kegiatan kampanye pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, menjelang Pilkada Jakarta.

SBY hadir dalam konsolidasi simpatisan Lembaga Kreatif Masyarakat Rakyat Tangguh Republik Wibawa (RTRW) di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat.

Dalam kesempatan itu SBY meyakinkan massa, Agus Yudhoyono memiliki kapabilitas menjadi Gubernur Jakarta. Bahkan Presiden ke-6 Indonesia itu menyebut putra sulungnya lebih berprestasi ketimbang dirinya.

"Saya butuh waktu 10 tahun untuk menjadi presiden dari 1994 ketika masih berpangkat kolonel. Padahal dalam usia yang sama Agus Yudhoyono lebih hebat dan berprestasi. Silakan lihat riwayat penugasannya di dunia pendidikan militer," tegas SBY.

SBY juga meyakinkan massa, Agus Yudhoyono punya kualitas untuk memimpin Jakarta walaupun masuk sebagai pendatang baru dan masih muda.

"Banyak yang bilang AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) masih muda. Tapi banyak gubernur di Indonesia yang lebih muda darinya," ujar SBY.

Penuhi Syarat
SBY mengatakan dirinya berpengalaman selama 10 tahun sebagai presiden.

"Saya berpengalaman memegang rapor gubernur se-Indonesia selama 10 tahun, ketika menjabat sebagai presiden. Saya tahu parameter apa saja yang perlu dimiliki seseorang untuk menjabat Gubernur Jakarta. AHY masuk kriteria tersebut," katanya.

SBY menberi sambutan seusai Agus Yudhoyono terlebih dahulu menyapa warga.

Baca: AKBP Brotoseno Terima Suap Rp 1,9 Miliar untuk Biaya Berobat Orangtua

"Semua masih ingat saya? Kalau masyarakat bilang belum lupa dan masih ingat, saya dan Bu Ani lebih ingat kepada masyarakat Indonesia yang kami cintai," ujar SBY.

Ia mengakui kehadirannya sebagai bentuk keikutsertaannya memenangkan pasangan Agus-Sylvi.

"Beberapa waktu lalu banyak yang menanyakan kapan saya turun gelanggang seperti Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Prabowo Subianto. Mereka ikut berjuang memenangkan kandidat lain. Izinkan saya ikut serta dalam perjuangan ini," katanya.

Ia mengibaratkan kontestasi pilkada Jakarta seperti balap lari.

"Seperti balap lari 10 km, jarak finish tinggal 1 km, lalu ada yang menyalip dengan cara curang menggunakan ojek misal, apakah saudara tidak kesal? Untuk mengatasi itu apa yang harus kita lakukan? Benar, berlari lebih cepat," ujar SBY. (tribunnetwork/rio/bon)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini