TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pondok pesantren Al Hikam mendadak disesaki manusia, Kamis (16/3/2017).
Berada di Jalan H Amat, Kukusan, Beji, Depok, lautan manusia ini berbondong-bondong mangantar jenazah KH Hasyim Muzadi ke peristirahatan terakhir.
Sejumlah pelayat bergantian menjunjung peti jenazah KH Hasyim Muzadi.
Lantunan shalawat dikumandangkan saat jenazah KH Hasyim Muzadi dibawa menuju lokasi upacara pemakaman.
Upacara pemakaman berlangsung secara militer. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun didapuk selaku inspektur upacara.
Hasyim Muzadi wafat sekitar pukul 06.15 WIB pada usia 72 tahun di kediamannya di Pondok Pesantren Al-Hikam, Kota Malang, Jawa Timur, karena sakit.
Namun, satu bulan sebelum tutup usia, KH Hasyim Muzadi yang tengah berada di kursi roda memilih sebidang tanah sebagai lokasi pemakaman.
"Beliau menunjuk tempat makamnya sendiri. Waktu itu memakai kursi roda sambil jalan pagi beliau bilang, 'Saya mau dimakamkan di sini (sambil menunjuk sebidang tanah)'," kata Menantu KH Hasyim Muzadi, Arif Zamhari di Ponpes Al Hikam, Kukusan, Beji, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3/2017).
Bukan tanpa sebab KH Hasyim Muzadi memilih lokasi pemakaman di Ponpes Al Hikam, Depok. Saat itu Hasyim Muzadi berharap dirinya tetap dekat dengan santri Al Hikam.
"Saya ingat, beliau minta karena ingin dekat dengan santri," ujarnya.
"Agar bisa mendengarkan lantunan ayat Alquran dari para santrinya untuk beliau," tambah Arif.
Arif menyebut, peristiwa itu terjadi setelah KH Hasyim Muzadi pulang dari rumah sakit. Setelah dinyatakan sehat oleh rumah sakit, Hasyim Muzadi pun memilih berkeliling.
"Mungkin itu isyarat," kata Arief, yang juga pimpinan Ponpes Al Hikam.
Pihak keluarga dari almarhum mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi menyiapkan liang lahat cadangan untuk jenazah Hasyim yang akan dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Al Hikam.
Liang lahat cadangan disiapkan karena kondisi tanah pada liang lahat utama gampang tergenang.