Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar menegaskan solid mendukung Ketua Umum Setya Novanto.
Hal itu terkait pernyataan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) yang merasa terusik dengan citra Golkar.
Pasalnya, Ketua Umum Golkar Setya Novanto terseret namanya dalam kasus e-KTP.
"Alhamdullilah situasi saat ini solid. Insya Allah tidak ada (Munaslub)," kata Ketua DPP Golkar Adies Kadir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/3/2017).
Adies mengaku tidak mengenal GMPG. Ia mengatakan politikus muda di partai berlambang pohon beringin itu banyak.
"Apa itu GMPG? Saya enggak kenal adanya GMPG di Golkar, yang ada AMPG, KPPG, kalau GMPG saya enggak tahu," kata Adies.
Sebelumnya, Anggota GMPG Ahmad Doli Kurnia mengatakan pertemuan pada pekan lalu berbentuk silaturrahim, membahas realitas dan pemetaan pandangan masyarakat terhadap Partai Golkar pascadisebutkannya beberapa nama kader.
Baca: Ahok-Djarot Bisa Mempersatukan Kubu Djan Faridz dan Kubu Romy
Baca: BAP Miryam Beredar, Para Pimpinan Komisi II Menerima Uang 3.000 Dolar AS Kecuali Ganjar Pranowo
"Termasuk nama Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto, pada Sidang Tipikor dugaan korupsi e-KTP 9 Maret lalu," kata Doli melalui pesan singkat, Selasa (28/3/2017).
Dari pembahasan tersebut, kata Doli, GMPG menyimpulkan sebagai kader merasa terganggu dengan citra negatif Golkar yang berkembang saat ini sebagai dampak dari mulai dibongkarnya kasus mega skandal korupsi e-KTP.
"Situasi itu sangat merugikan Golkar yang membutuhkan citra positif dan energi besar guna konsolidasi menghadapi event-event politik ke depan," kata Doli.
Kedua, Doli menegaskan bahwa tersebut-sebutnya nama Golkar dalam kasus e-KTP itu bukanlah keterlibatan institusi.
Kalaupun dinyatakan ada yang terlibat itu adalah perilaku individu-individu.
Atas dasar itu, Doli meminta kepada seluruh stake holder untuk menyikapi situasi yang tidak menguntungkan ini dan segera mengambil langkah-langkah antisipatif.
"Kami mendesak agar dewan-dewan yang ada termasuk para sesepuh dan senior di dalamnya, kemudian DPP juga termasuk Setya Novanto selaku Ketua Umum, untuk segera konsolidasi guna memisahkan masalah ini dari masalah partai menjadi masalah pribadi kader yang disebutkan diduga terlibat," kata Doli.