Mereka memanfaatkan ketidakpercayaan diri peserta tes atau keluarganya.
"Contoh si A ikut seleksi, sebenernya nilai tes dia bagus. Tapi, dia kan tidak tahu nilainya berapa," kata Arief.
Kemudian peserta tes tersebut didatangi oknum anggota Polri.
"Lalu dia sampaikan, 'Eh kamu psikotes nilainya jelek lho'. Lantas, dia minta tolong kepada yang bersangkutan dengan uang. Padahal nilainya bagus," ungkap Arief.
Sebetulnya, tidak ada yang dilakukan oknum tersebut dalam proses seleksi.
"Oknum ini mungkin tahu nilai si A bagus, sehingga ketika terima uang dia diam saja. Nanti begitu pengumuman, ya kan nilainya sudah bagus. Ini yang sering terjadi," katanya.
Arief meminta para calon anggota Polri maupun pihak keluarga yang akan atau sedang mengikuti proses seleksi anggota Polri Tahun 2017 tidak terpengaruh dengan tipu daya oknum panitia seperti itu.
"Bangun kepercayaan diri kita yang memang perlu kita bangun. Kalau kita punya kemampuan, ya sudah perckemampuan itu saja," katanya.