Diketahui, Novel dibawa dan dirawat kedua matanya ke Singapore National Eye Centre, Singapura, sehari setelah kejadian.
"Mungkin dia ingat wajahnya (pelaku) seperti apa, kendaraannya seperti apa. Setelah itu kami kembangkan lagi," ujarnya.
Selain itu, lanjut Tito, tim juga akan menanyakan Novel tentang profil, kegiatan keseharian dan terakhir, keluarga dan rekan kerja, hingga kegiatan pekerjaan Novel selaku penyidik KPK yang berpotensi mendapat serangan guna memengaruhi proses hukum suatu kasus tertentu.
Menurut Tito, informasi dari Novel selaku korban menjadi elemen penting dalam penyelidikan induktif ini.
Dengan pendekatan penyelidikan terhadap korban diharapkan bisa memberikan gambaran atau petunjuk tentang motif hingga bisa menyimpulkan pihak yang berpotensi sebagai pelaku yang menyiram air keras kepada Novel.
"Kami akan tanya ke Novel siapa yang potensi (melakukan atau memerintahkan,-red)? Apakah punya konflik masalah pribadi atau konflik di institusinya mungkin? 'Kan ini sempat juga adanya konflik itu (muncul) di beberapa media," kata Tito.
"Mungkin juga terkait dengan pekerjaan yang berpotensi untuk mengganggu sehingga tersangka melakukan serangan dalam rangka memengaruhi proses hukumnya, mungkin," sambungnya.