News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Testimoni Eks Teroris: Cuci Otak Sehari, Antre Pengantin Bom, Hingga Bertemu 72 Bidadari di Surga

Penulis: Array Anarcho
Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Dusun V, Desa Sambirejo Timur melakukan aksi mengecat jalan sebagai bentuk penolakan kedatangan jenazah terduga teroris Ardial Ramadana di Jalan Makmur Tembung, Deliserdang, Sumatera Utara, Rabu (28/6/2017). Pemakaman jenazah di kawasan kediaman orangtuanya akhirnya dibatalkan, setelah muncul penolakan keras dari warga Dusun V, Desa Sambirejo Timur. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR

"Kembali dari sana, persiapannya sudah mantap. Sehingga, ketika pada momen-momen tertentu, mereka akan beraksi seperti lebaran kemarin," ungkap Ghazali.

Waspada Serangan Susulan

Khairul Ghazali mengingatkan agar warga dan pihak keamanan tetap waspada.

Dia memperkirakan penyerangan teroris akan kembali terjadi.

Ustaz Khairul Ghazali, mantan teroris yang pernah ditangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, menyebut masih banyak anak muda yang antri melakukan aksi teror di Medan, Kamis (29/6/2017). TRIBUN MEDAN/ARRAY A ARGUS (Tribun Medan/Array A Argus)

Sebab, penyerangan dua terduga teroris yang menewaskan Ipda (anumerta) M Sigalingging menjadi inspirasi pelaku lainnya untuk melakukan aksi yang sama terhadap petugas yang tengah berdinas.

"Ketika melihat temannya yang menggunakan pisau saja berhasil menghabisi seorang petugas, maka yang punya senjata api pastinya juga akan bertindak," ungkap Khairul Ghazali, mantan teroris yang pernah ditangkap karena kasus perampokan Bank CIMB Niaga.

Pisau vs Senjata Api

Ghazali mengatakan, pelaku teror yang punya senjata api akan berpikir dirinya lebih lemah dari pelaku yang hanya menggunakan pisau dapur.

Dengan demikian, pelaku teror yang punya senjata api akan bergerak melakukan tindakan yang lebih besar dari peristiwa sebelumnya.

"Ketika mereka melihat satu temannya mati dalam melakukan aksinya, ini akan menjadi seperti multi vitamin bagi pelaku lainnya. Mereka juga akan melakukan aksi balasan yang tak terduga-duga oleh aparat kita," katanya.

Dalam kesempatan ini, Ghazali bercerita bagaimana dirinya beraksi ketika masih bergabung dengan sel teroris di Medan.

Semua senjata yang mereka miliki akan digunakan untuk menyerang atau menghabisi orang yang bersebrangan pemahamannya dengan mereka.

"Ketika saya masih bergabung dengan jaringan, kami punya AK 47, senjata api revolver bahkan granat nanas. Semua ini akan kami gunakan untuk menjalankan aksi guna mencapai tujuan kami," katanya.

Cuci Otak Pemuda Galau

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini