TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan teroris "paket hemat" dengan menggunakan pisau kembali terjadi.
Setelah Polda Sumut, kali ini langsung di dekat jantung Mabes Polri.
Bahkan dilakukan usai Salat berjamaah di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2017) malam.
Pengamat Terorisme dari Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib menyebut serangan itu sebagai teror paket hemat yang terjadi baik di Mapolda Sumatera Utara dan Masjid Falatehan.
Baca: Al-Falatehan, Masjid di Jalan Palatehan
Ini merupakan ciri khas serangan teror terbaru ISIS.
"Ciri khas serangan teror terbaru ISIS. Low cost terrorism atau serangan berbiaya rendah, " ujar Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Sabtu (1/7/2017).
Sejak 3 hari sebelum lebaran, dia menjelaskan bahwa ISIS melalui kantor berita mereka An Nashir sudah memerintahkan agar melakukan serangan dengan pisau dan menabrakkan mobil.
Menurut Ridlwan, serangan dengan pisau dan mobil itu merujuk pada fatwa Syekh Muhammad Al Adnani mantan juru bicara ISIS pada 2014 lalu.
"Serangan dilakukan dengan alat alat yang ada di sekitar kita, tujuannya menimbulkan ketakutan bagi musuh musuh ISIS," jelas Ridlwan yang juga merupakan analis intelijen.
Selain itu, kata dia, serangan berbiaya murah itu bisa membangkitkan semangat sel-sel tidur ISIS yang sedang terpukul karena Suriah dan Irak jatuh ke pasukan koalisi.
"Serangan dengan alat yang murah dan sederhana tapi efeknya mematikan, " kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.
Serangan juga makin nekat karena masuk ke jantung pertahanan musuh, yakni markas markas polisi, dekat Mabes Polri.
Ia pun mengingatkan lebaran tahun lalu serangan dengan bom motor di Mapolresta Solo.
Menurut Ridlwan, Polri harus lebih waspada.
"Anggota yang punya senjata harus dalam keadaan siap pakai. Jangan patroli dengan baju dinas sendirian," katanya.
Selain itu, kewaspadaan harus ditingkatkan di markas markas.
"Barikade harus disiapkan agar tidak mudah diterobos dengan penabrakan mobil, " katanya. (*)