Psikolog dari Universitas Gadjah Mada Noor Rochman Hadjam menilai fenomena yang melibatkan pejabat atau keluarganya seperti 'lingkaran setan' yang menunjukkan adanya krisis identitas di masyarakat.
Menurut Noor, lantaran menjadi pejabat atau merasa menjadi keluarga pejabat, mereka merasa kebal terhadap segala-galanya dan ingin mendapat keistimewaan tertentu.
"Ini suatu gejala, dan tidak hanya menjadi gejala tapi mewabah bahwa lantaran statusnya yang tinggi maka harus mendapat perlakuan khusus," ujar Noor Rochman.
Keinginan untuk mendapat hak-hak istimewa ini, lanjutnya, menular ke ke anggota keluarganya yang juga menghendaki 'privilege' yang sama.
Ia pula menyebut fenomena ini mengindikasikan sisa-sisa feodalisme di masyarakat Indonesia, lantaran mental penjajah membuat seseorang merasa mendominasi tiap kali dia memiliki status yang lebih tinggi.
"Kendati begitu, saya melihat ini oknum aja, ada pejabat justru lebih andap asor, bisa menghargai orang yang lebih kecil. (Hal ini dilakukan) hanya (oleh) oknum-oknum tertentu yang gila kekuasaan dan derajat sosial," cetusnya.
Senada, psikolog Kasandra Putranto melihat fenomena ini menunjukkan feodalisme di masa lalu yang masih kental dalam kesadaran kolektif masyarakat sehingga orang yang memiliki derajat lebih tinggi menjadi lebih arogan dan menganggap remeh orang yang derajatnya lebih rendah.
Kendati demikian, Kasandra mengingatkan tindakan arogan yang terjadi bisa jadi dipengaruhi oleh kondisi emosional orang tersebut ketika insiden terjadi. Reaksi yang berlebihan, seperti mengamuk dan menampar menunjukkan kapasitas pengendalian emosi yang buruk.