TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak tuntutan yang disampaikan 200-an jemaah First Travel yang mengadu ke Komisi VIII DPR di gedung DPR, Jumat (18/8/2017) siang.
Selain ingin berangkat umroh, sebagian dari mereka juga ingin dipertemukan dengan direktur utama First travel Andika Surachman dan istrinya Anniesa Desvitasari.
Salah satunya Lilis yang berasal dari Bogor.
Dia ingin dipertemukan dengan pasangan suami istri bos First Travel tersebut karena geram uangnya lenyap.
"Tolong pak, kalau bisa pertemukan kami dengan pemilik first travel," kata Lilis.
Berbeda dengan Lilis, dalam tuntutannya ke DPR, jemaah asal Cimahi Jawa Barat Ahyani Syahrani Madrasah meminta adanya kepastian pengembalian dana jemaah atau berangkat umroh.
Baca: 200 Orang Jemaah First Travel Mengadu Kepada DPR, Ada yang Menangis Saat Berkeluh Kesah
Ia mengaku sudah lelah mendatangi berbagai institusi mengadukan nasibnya.
"Ada crisis center, ada mediasi, ada pertemuan lainnya, kami hanya ingin kepastian, uang kembali atau berangkat umroh," paparnya.
Sementara itu, ada juga jemaah yang menginginkan duduk berdiskusi dengan menteri agama dan aparat penegak hukum.
Selain itu ada juga jemaah yang menginginkan pemerintah atau aparat penegak hukum membuka seluruh aset perusahaan First Travel.
Baik itu yang sudah digadaikian atau dibaliknamakan.
Tujuannya agar aset-aset tersebut dapat dijual untuk mengganti uang jemaah yang hilang.
Menanggapi hal tersebut, anggota komisi VIII dari fraksi PPP, Muschlisin mengatakan akan menyampaikan seluruh tuntutan jemaah tersebut kepada menteri agama.
Termasuk membantu mencarikan solusi mengenai tuntutukan keberangkatan atau refund dana.
"Nanti kita sampaikan kepada kementerian agama, semoga ini nanti ada jalan keluarnya. Nanti dari komisi VI juga akan raker dengan Menteri agama," pungkasnya.