TRIBUNNEWS.COM, AMMAN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, melakukan kunjungan kerja ke Yordania dalam rangka membahas masalah penanganan radikalisme dan penanggulangan terorisme.
Selama di Yordania, Komjen Pol. Suhardi Alius juga berkesempatan diterima dengan hormat oleh Raja Yordania, Abdullah II. Kepala BNPT diterima dengan hangat di kediaman pribadi Raja Abdullah II pada Sabtu (4/11/2017) siang.
Seperti halnya saat kunjungan ke luar negeri sebelumnya, kepada Raja Abdullah II, Kepala BNPT kembali menjelaskan mengenai cara-cara atau pola pendekatan yang dilakukan Indonesia selama ini dalam menangani masalah terorisme.
“Raja Abdulah menyambut dengan positif dan penuh antusias atas penjelasan dari kami tentang pendekatan dengan pola soft approach dalam menangani masalah terorisme di Indonesia,” ujar Komjen Pol. Suhardi Alius, dalam penjelasannya Sabtu malam usai bertemu raja Yordania.
Mantan Kabareskrim Polri ini mengaku sangat gembira Raja Abdullah menerimanya dengan hormat pada hari libur di kediaman pribadi Kepala Negara Yordania.
“Tentunya ini merupakan indikasi dari kedekatan hubungan antara Yordania dan Indonesia selama ini,” kata mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan.
Tak hanya itu, mantan Kadiv Humas Polri ini juga mengungkapkan kalau Raja Abdullah II juga mendorong kerjasama lebih erat lagi antara kedua negara di bidang Counter Terrorism.
“Termasuk diantaranya pertukaran mengenai informasi dengan arahan kepada Kepala Intelijen-nya untuk bekerja sama dengan Indonesia,” ujar mantan Wakapolda Metro Jaya ini.
Dalam pertemuan tersebut Kepala BNPT didampingi Dubes RI untuk Kerajaan Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto, serta Deputi Bdang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir. Sementara Raja Abdullah II didampingi penasehat Raja untuk masalah keamanan.
Selain kunjungan kehormatan kepada Kepala Negara Yordania, Kepala BNPT juga dijadwalkan untuk bertemu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Yordania dan menghadiri pula “Aqaba Process Meeting”.
Pertemuan Aqaba tersebut merupakan pertemuan dalam rangka meningkatkan konsultasi dan koordinasi dalam upaya kontraterorisme berdasarkan pendekatan komprehensif yang melihat terorisme sebagai ancaman global.
“Pertemuan tersebut juga akan dihadiri berbagai peserta dari berbagai negara dalam rangka membahas berbagai upaya menghadapi radikalisasi di kawasan Asia Tenggara,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini mengakhiri.
Seperti diketahui, ini adalah untuk kesekian kalinya Kepala BNPT berbicara untuk menjelaskan pola penanganan terorisme di Indonesia yang dianggap berhasil kepada berbagai negara di dunia termasuk di dalam sidang Dewan Keamanan PBB.
“Sekarang dia (Suhardi Alius) menjadi guru dimana-mana, diminta di Turky, Australia, Amerika, Jerman untuk mengajarkan bagaimana cara menanggulangi terorisme dengan polas soft approach. Nah negara barat tidak paham masalah seperti ini, tapi Suhardi Alius bisa memahami ini. Dia menjadi konsultan dimuka bumi ini mengajarkan kepada negara barat bagaimana cara mengatasi terorisme,” kata Tokoh Ulama Nasional, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif dalam acara launching dan bedah buku berjudul ‘Integritas di Tengah Kabut Idealisme, Kepemimpinan dan Pembelajaran Hidup Suhardi Alius’ pekan lalu.