Tidak lupa, di dalam kuliah umum yang juga menjadi mata kuliah Stadium Generali KU4078 ini Kepala BNPT juga mengingatkan kepada generasi muda untuk mewaspadai bahaya paham radikalisme dan terorisme terutama di lingkungan pendidikan.
“Penyebaran paham radikal di lingkungan kampus sekarang ini sudah sangat gawat sekali. Sudah tidak ada sekat. Kalau kita tidak gerak cepat untuk mengawasinya tentunya ini akan membahayakan terhadap anak-anak kita nantinya dan tentunya bangsa ini sendiri,” ujar pria yang pernah menjadi Wakapolda Metro Jaya ini.
Untuk itu menurutnya, para mahasiswa bersama para dosen, dekan hingga rektor memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan upaya pencegahan, mengidentifikasi radikalisme serta langkah-langkah yang harus diambil untuk memecahkan suatu masalah jika terjadi hal tersebut di lingkungan pendidikan.
“Jangan sampai peristiwa deklarasi Khilafah oleh salah satu organisasi massa di salah satu kampus perguruan tinggi negeri di Jawa Barat beberapa hari lalu terulang lagi. Pihak kampus harus bisa mendeteksi dan mencegah jika ada kegiatan tersebut. Jika melihat ada indikasi seperti itu cepat laporkan ke aparat berwajib,” ujarnya.
Kepala BNPT juga meminta agar perekrutan tenaga pendidik juga harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai penyebaran radikalisme justru masuk melalui ajaran-ajaran dari tenaga pendidiknya itu sendiri.
“Penyaringan harus benar-benar ketat dalam merekrut tenaga pendidik. Jangan ada ideologi-ideologi lain yang diajarkan dosen kepada mahasiswanya,” katanya.
Untuk itu dengan kuliah umum tersebut Kepala BNPT berharap apa yang disampaikannya dapat memberikan pengalalaman yang cukup bagi lingkungan kampus untuk ikut bertanggung jawab dan bisa memperhatikan dinamika disekelilingnya.
“Mudah mudahan ini menjadi viral juga buat kita semuanya untuk kebaikan bangsa ini agar tetap mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia ini baik,” ujar pria yang pernah menjadi Kapolres Metro Depok dan Kapolres Metro Jakarta Barat ini mengakhiri.
Beberapa mahasiswa yang hadir selain dari ITB yakni dari perguruan tinggi lain seperti Institut Pemerintahan Dalam negeri (IPDN), Universitas Lang-Lang Buana, Universitas Sanggabuana, Universitas Komputer Indonesia (Unikom).
Sementara pejabat dari ITB sendiri diwakili oleh Wakil Rektor bidang Administrasi, Umum, Alumni dan Komunikasi, Dr. Miming Miharja dan beberapa staf dosen lainnya.