Baca: Video Pelecehan Siswi SMK Beredar, Empat Siswa Dikeluarkan dari Sekolah
"Itu aspirasi anak-anak di sini tadi, dia nengok Panglima ABRI, ini punya aksentuasi, punya pikiran-pikiran yang dianggap cerdas, ada kesungguhan, ada ekspresinya menggambarkan optimisme. Mungkin masuk nominasi bagi anak-anak ini," katanya.
Butuh Rencana Panjang
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan Indonesia membutuhkan rencana jangka panjang untuk lebih baik.
Namun sayangnya Indonesia saat ini tidak memiliki hal itu.
Rencana pembangunan ada di tangan pemerintah dan akan berubah jika rezim berganti.
Gatot Nurmantyo menyebut hal itu sudah terbukti dari apa yang sudah dilakukan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang memimpin Indonesia selama dua periode.
"Bayangkan apabila Pak SBY tidak menjadi presiden dua periode, tentu kita tidak mengalami situasi semacam ini, betul. Bayangkan kalau nanti 2019 bukan Pak Jokowi, Presiden (yang baru) mengatakan, infrastruktur apa itu, hapus," ujar Gatot Nurmantyo.
Gatot menuturkan hal itu terbilang ironis. Ia mengibaratkan seorang bapak saja pasti memiliki rencana jangka panjang untuk anaknya.
Rencana tersebut disiapkan mulai dari kelahiran sang anak, pendidikan hingga merencanakan anak tersebut nantinya akan bekerja di bidang apa.
Namun Indonesia dengan penduduknya yang mencapai lebih dari 250 juta orang, tidak memiliki rencana tersebut.
"Bangsa Indonesia nggak ada rencana sepuluh tahunan, nggak ada, yang ada rencana lima tahunan yang diserahkan presiden terpilih, gila nggak?" ujarnya.
"Maka kita perlu ke depan yang sudah punya tatanan sekarang, berlanjut, sehingga pembangunan bisa terwujud. Setelah itu ganti lagi nggak masalah," tutur Panglima TNI yang kembali disambut dengan tepuk tangan meriah dari kader Partai NasDem. (rek/wly)