News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korupsi KTP Elektronik

Merosotnya Elektabilitas Partai Golkar Belum Tentu Selesai Dengan Lengsernya Setya Novanto

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum partai Golkar Setya Novanto.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merosotnya eletabilitas Partai Golkar bukan hanya diakibatkan kasus hukum yang melilit Setya Novanto saja.

Hasil survei nasional Poltracking Indonesia menunjukan merosotnya elektabilitas Partai Golkar menjadi 10,9 persen.

Bahkan posisi Golkar disalip Partai Gerindra yang mengantongi elektabilitas sebesar 13,6 persen.

Baca: Agar Praperadilan Gugur, KPK Diminta Segera Limpahkan Berkas Setya Novanto

Dijelaskan faktor yang menyebabkan suara Golkar turun adalah karena dinamika internalnya seiring dengan figur Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang terkena kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal itu berdampak terhadap elektabilitas Golkar meskipun partai tersebut bukan partai yang bergantung pada figur.

Menurut Hendri Satrio, kalau persoalan Golkar itu hanya persoalan Setya Novanto, bisa diselesaikan dalam hitungan hari.

Baca: KPK Pastikan Pemeriksaan Saksi Meringankan Tidak Hambat Pemberkasan Kasus Setya Novanto

Hanya saja memang masalahnya mau atau tidak.

"Kalau mau ya Munaslub kan Caketumnya banyak, ada Airlangga, MS Hidayat, Akom, Azis, Priyo, Idrus. Tapi apakah setelah Munaslub, masalah Golkar selesai?" kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio kepada Tribunnews.com, Senin (27/11/2017).

Menurutnya, belum tentu permasalahan Golkar selesai dengan digelarnya Musyawah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

Baca: Disebut Hotel dan Griya Pijat Berubah Nama Jadi 4Play, Begini Penjelasan Alexis

Karena kalau sosok yang terpilih sebagai Ketua Umum yang Baru ternyata punya masalah, maka akan menjadi bersambung cerita merosotnya elektabilitas Partai Golkar.

Selain masalah Setya Novanto, menurutnya, hal yang berkontribusi terhadap penurunan elektabilitas Golkar adalah kekecewaan pendukungnya di pilkada.

Baca: Kepala BTSP Bantah Alexis Ubah Nama Jadi 4Play, Begini Penjelasannya

"Kan banyak kader asli Golkar yang ternyata tidak dapat rekomendasi," jelasnya.

Ia pun mencontohkan tatkala Partai Golkar lebih memilih untuk mendukung Ridwan Kamil dalam Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang.

Sementara Golkar sendiri memilih kader terbaik di Jabar yakni Ketua DPD Golkar Dedi Mulyadi.

"Golkar lebih pilih Emil ketimbang Dedi. Ini bila orang seperti Dedi dikembalikan ke kendaraannya, otomatis elektabilitas bisa naik lagi," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini