News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Jawa Timur

Demokrat Jawab Tudingan PDI Perjuangan Jalankan Politik 'Outsourcing' dengan Senyuman

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Trenggalek, Emil Dardak (kiri) dan Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa (kanan) di kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (22/11/2017).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo tidak mau menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan bahwa partainya menggunakan politik 'outsourcing'.

Roy mengatakan hal itu semestinya ditanggapi dengan senyuman saja.

"Kami menjawab dengan senyuman saja, jadi kita hormati statement dari Pak Hasto, sekjen dari PDIP," kata Roy kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2017).

Menurutnya, bahwa selama ini partainya selalu memilih kader terbaik dan juga bersikap realistis dalam setiap Pilkada.

Demokrat, kata Roy tidak akan mengusung kadernya jika tidak memenuhi hasil survei di masyarakat.

"Namun jika kader tersebut tidak mumpuni maka Demokrat akan segera mengusung calon lainnya yang lebih baik secara survei dan juga berdasarkan suara rakyat," katanya.

Atas alasan itulah partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini memilih mengusung Khofifah dan Emil Dardak di Pilgub Jawa Timur. Rekomendasi kepada pasangan tersebut juga telah di sampaikan Selasa (21/11/2017) lalu.

"Khusus untuk Jatim, makanya pilihan jatuh pada Bu Khofifah Indar Parawansa dan juga Emil Dardak yang sudah kita berikan rekomendasinya seminggu lalu, tepatnya pada hari Selasa, persis seminggu dari hari ini. Jadi kita senyum saja melihat statement dari Pak Hasto," kata Roy.

Diberitakan sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam pernyatannya, Kamis (23/11/2017) lalu mengatakan, kapasitas SBY sebagai ahli strategi, pilihan jalan pintas saat ini memang merekrut tokoh di luar Partai, termasuk anggota partai lain, menjadi opsi utamanya.

Baca: Dikejar-kejar Waktu Adili Kasus Setnov, Hakim Kusno : Minta Doanya

Baca: Habib Rizieq Shihab Disebut Akan Hadir di Milad 212, Argo Yuwono: Tidak Usah Berandai-andai

Baca: Posisi Setya Novanto Makin Terjepit

"Seperti yang kita semua tahu, hal ini disebabkan karena Demokrat memiliki beberapa kendala untuk menghasilkan kepemimpinan muda pasca berbagai persoalan yang menimpa kader muda mereka. Seperti apa yang dialami dengan Andi Malarangeng, Nazaruddin, Choel Malarangeng, Anas Urbaningrum, dan lain lain," kata Hasto.

Hasto mengingatkan, dalam karakter partai elektoral macam Demokrat, strategi 'outsourcing' memang sah-sah saja.

Namun strategi yang berbeda justru ditunjukkan oleh PDI Perjuangan, kata Hasto, yang memilih dan berkomitmen membangun sekolah partai, sekolah kader dan melakukan pendidikan politik secara berjenjang.

"Partai tidak pernah terpancing dengan jurus Pak SBY, karena kami percaya pada mekanisme kaderisasi Partai," kata Hasto.

Berpindahnya Emil Dardak untuk jabatan lebih tinggi, menurut Hasto Kristiyanto, tidak akan mengurangi semangat politik terbuka PDI Perjuangan. Terhadap hadirnya tunas-tunas baru yang memiliki visi kepemimpinan untuk bangsa dan negara.

"Bung Emil Dardak telah memilih jalan. Partai tentu otomatis memberikan sanksi pemecatan. Ia adalah gambaran sedikit dari orang muda yang memilih loncatan politik, meski baru 2 tahun menjabat Bupati. Jumlah kepala dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan yang berusia dibawah 40 tahun sebanyak 34 orang," kata Hasto..

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini