TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Presiden Joko Widodo memilih Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon panglima TNI.
Dia akan menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun pada Maret 2018.
Hadi merupakan anak pertama dari pasangan Bambang Sudardo dan Nur Sa'adah.
Pada masa muda, Hadi dikenal sebagai sosok yang cerdas, terutama saat masih mengenyam pendidikan di bangku SMA Negeri Lawang, Kabupaten Malang.
Ketika itu, Hadi yang mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dianggap mudah mencerna mata pelajaran. Tak jarang, teman-teman Hadi menganggapnya sebagai si "otak setan".
"Temannya (SMA) kalau ketemu saya bilang, Hadi itu memang otak setan," kata ayah Hadi, Bambang Sudardo, saat ditemui di kediamannya di Jalan Rogonoto, Desa Tamanharjo RT 003 RW 004 Nomor 70, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (5/12/2017).
Bambang mengatakan, anaknya itu memang tergolong rajin. Ketika belajar, dia selalu berusaha untuk fokus.
"Kalau belajar tidak lama. Saya orangtuanya, saya tahu. Mari sinao luwe (setelah belajar lapar), keluar (kamar) langsung makan karena fokus," ujar dia.
Sejak kecil, Hadi memang memiliki keinginan untuk menjadi prajurit TNI. Ayahnya yang merupakan prajurit sersan mayor di Landasan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh memotivasi Hadi untuk ikut mengabdikan dirinya di dunia kemiliteran.
Akhirnya, setelah lulusan dari SMA Negeri Lawang, Hadi langsung masuk Akademi Angkatan Udara (AAU) dan lulus pada tahun 1986.
"Hanya ingin jadi tentara karena melihat lingkungannya juga," kata ayah Hadi.
Saat ini, pria kelahiran Malang, 8 November 1963, itu dipilih Presiden Joko Widodo untuk diajukan ke DPR RI sebagai calon panglima TNI. Jika uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR lolos, Hadi akan menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.(Kontributor Malang, Andi Hartik)
Berita ini telah diterbitkan oleh Kompas.com dengan judul: Marsekal Hadi Tjahjanto Disebut "Otak Setan" oleh Teman SMA-nya