TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Gerindra Habiburokhman mengungkapkan harus ada kajian mendalam untuk mengetahui apakah capres dari kalangan militer bisa disandingkan dengan cawapres dari kalangan yang sama.
Pernyataan ini diungkapkan Habiburokhman menanggapi munculnya nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gator Nurmantyo sebagai salah satu kandidat calon Wakil Presiden (cawapres) yang dinilai pantas mendampingi Prabowo Subianto di pilpres 2019.
Ia pun tidak ingin menjawab layak atau tidaknya Gatot mendampingi sang Ketum Gerindra, Prabowo.
"Saya pikir soal Pak Gatot, harus ada kajian yang mendalam apakah pasangan militer-militer itu acceptable di masyarakat," ujar Habiburokhman, saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (8/4/2018).
Baca: Denny Andrian Kusdayat, Pelapor Sukmawati Sempat Diancam Agar Cabut Laporannya
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak negarawan dari beragam latar belakang, sehingga tentunya masih banyak alternatif lainnya.
"Karena kita ini kan bangsa besar, banyak negarawan yang memiliki berbagai (berbagai) macam latar belakang," jelas Habiburokhman.
Ia menambahkan, keterwakilan tentunya menjadi hal yang sangat penting karena biasanya jika capresnya berasal dari kalangan tentara, maka pendampingnya harus mewakili kalangan sipil.
Seperti yang terjadi di era pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Atau bisa saja cawapresnya dari kalangan ulama, namun yang terpenting menurutnya adalah harus ada keterwakilan.
Baca: BREAKING NEWS: Korban Miras Oplosan di Cicalengka Bertambah Jadi 15 Orang
"Kan soal keterwakilan ini penting juga, misalnya satu militer, satu sipil, misalnya satu tentara, satu ulama, itu juga penting," kata Habiburokhman.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa keterwakilan tersebut sangat penting karena kubunya juga ingin menang, sehingga pemilihan cawapres yang benar-benar mampu memperluas konstituen, harus dipikirkan secara matang.
"Karena kita kan ingin memperluas konstituen, kita ingin cawapres ini memperluas konstituen karena kita kan mau menang," tegas Habiburokhman.