TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pereira menilai pidato keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) menangapi isu-isu miring kepadanya bukan bentuk kemarahan, melainkan klarifikasi kepada para lawan yang kerap melempar hoax dan isu-isu imaginer yang tak masuk akal.
"Sudah sering kita melihat bahwa lawan pak Jokowi adalah hoax atau isu-isu imaginer yang tidak masuk akal sehat, tidak punya argumentasi yang kuat bahkan cenderung serampangan," ujar Ketua DPP PDI Perjuangan ini kepada Tribunnews.com, senin (9/4/2018).
Bahkan menurut Andreas Pareira, lawan politik Jokowi kehilangan akal sehat untuk melawan, sehingga langkah meyerang secara membabi-buta pun dilakukan.
"Makin kelihatan lawan pak Jokowi kehilangan akal sehat sehingga menyerang secara membabi buta," jelasnya.
Sebelumnya Presiden Jokowi menyayangkan sejumlah pandangan negatif yang dituduhkan kepadanya belakangan ini, mulai dari pribadinya hingga program pemerintah di bawah kepemimpinannya.
Jokowi mengatakan semua tudingan yang dilontarkan sama sekali tak berdasar.
Baca: Pada Dokter Syaraf, Setya Novanto Mengeluh Pusing Berputar dan Muntah
"Banyak yang ingin melemahkan bangsa kita dengan cara-cara yang tidak beradab. Ngomongin isu antek asing, tuding-tuding ke saya. Jokowi itu antek asing."
15 Latihan Soal PKN Kelas 1 SD Bab 1 Kurikulum Merdeka, Pilihan Ganda dan Esai Lengkap Kunci Jawaban
Kartu Prakerja Gelombang 65 Ditutup Malam Ini, Segera Daftar! Ini Syarat & Cara Mengikuti Programnya
Pernyataan Jokowi disampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Sabtu (7/4/2018).
Jokowi juga sering kali dituduhkan sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dia mengatakan, tudingan itu tak beralasan karena saat PKI dibubarkan pada 1965, dia baru berusia empat tahun.
"Ada gambar di medsos waktu D.N. Aidit pidato 1955. Saya belum lahir sudah (disebut) jejer sama D.N. Aidit. Ini isu apa-apaan. Tidak beradab seperti itu," kata Jokowi sambil menunjukkan gambar dimaksud.
Belakangan, kata Jokowi, pembangunan infrastruktur juga menjadi sasaran tuduhan.
Ia pun menegaskan program tersebut dimaksudkan untuk membangun dan tanpa ada kepentingan lain.
"Kami mengerti bahwa membangun itu memang terkadang ada yang salah atau khilaf. Itu yang kami benahi. Kami ini manusia biasa yang penuh dengan kesalahan dan kekurangan," ujarnya.
Sejumlah pihak pun dinilai melakukan provokasi mengenai isu jumlah utang negara.
Jokowi mencatat, ada beberapa yang menuliskan utang Indonesia kini mencapai Rp 4 ribu triliun tanpa rincian yang memadai dan menciptakan kesan bahwa pemerintahannya gemar berutang kepada asing.
Menurut Jokowi, saat pertama kali ia dilantik, Indonesia telah memiliki utang sebesar Rp 2.700 triliun.
"Bunganya setiap tahun Rp 250 triliun. Kalau empat tahun sudah tambah Rp 1.000 triliun. Mengerti enggak ini? Supaya mengerti, jangan dipikir saya utang sebesar itu," kata dia.
Meski demikian, Jokowi mengaku tak ambil pusing dengan tudingan tersebut.
Jokowi yakin masyarakat saat ini sudah semakin dewasa dalam memilih kabar.
"Sekarang ini masyarakat juga makin matang, makin dewasa. Semakin mengerti mana yang isu, fitnah, hoax, kabar bohong. Sudah mengerti semuanya," kata dia.
Jokowi juga memberikan respons keras atas isu Indonesia bubar pada tahun 2030 dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Jokowi menegaskan, seorang pemimpin seharusnya memberikan rasa optimisme kepada rakyatnya. Bukan sebaliknya malah menularkan virus pesimisme.
"Jangan pesimis 2030 bubar. Pemimpin itu harus memberikan optimisme kepada rakyatnya. Pemimpin harus memberikan semangat kepada rakyatnya meskipun tantangannya tidak gampang,"cetus Jokowi.(*)