Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan kuasa hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi membantah dirinya merekayasa kecelakaan terhadap kliennya dengan lebih dulu memesan kamar di Rumah Sakit Medika Permata Hijau agar kliennya bebas dari penyidikan KPK.
Menurut Fredrich Yunadi, jika dirinya memang merekayasa, ia tidak akan inisiatif untuk memberitahu penyidik KPK, Damanik, mengabarkan kliennya kecelakaan dan dirawat di RS Medika Permata Hijau.
Baca: Ditanya Jaksa Kenapa Tidak Cek Lokasi Kecelakaan Setya Novanto, Fredrich: Memang Saya Polantas
"Saya juga mau supaya kasus ini diketahui orang, jangan ada kesan permainan. Karena saya yakin pasti ada pro dan kontra. Saya juga beritahu semua wartawan yang saya kenal, mau meliput silakan merapat," ungkapnya saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (4/5/2018) untuk terdakwa dokter Bimanesh Sutardjo.
Baca: Jaksa Keberatan Dengan Kata Situ, You, dan Idiot Fredrich Yunadi
Masih menurut Fredrich, dirinya baru memesan kamar pada malam harinya sekitar pukul 21.00 WIB.
Di sana Fredrich sendiri yang memesan kamar dan mengantri selama setengah jam.
Kepada petugas rumah sakit, Fredrich sempat disuruh mengisi data Setya Novanto karena di formulir rawat inap, data pasiennya kosong.
Lanjut, Fredrich juga meminta izin untuk bisa memesan dua kamar VIP lain karena kebetulan kosong saat itu.
Baca: Soal Insiden Bagi Sembako di Monas, Politikus PDIP: Keluarga Korban Harus Mendapatkan Keadilan
"Saya turun ke lantai dasar ke bagian administrasi saya antri setengah jam. Kalau dikatakan di berita, saya sudah pesan kamar itu fitnah. Ada datanya jam 21.30 WIB saya baru daftar," tegas Fredrich Yunadi.
Lanjut hakim menanyakan mengapa waktunya bisa sangat bersamaan, dimana sore harinya Fredrich Yunadi mengutus anak buahnya untuk melakukan survei kamar.
Hasil survei kamar serta fasilitas di rumah sakit akan dilaporkan ke Setya Novanto.
Ini karena Fredrich ingin membantu mantan Ketua DPR RI itu yang mengaku tensinya kerap tinggi.
"Sesuatu kecelakaan itu di luar pengetahuan kita. Kalau saya mau rekayasa yang mulia, saya diam-diam saja tidak beritahu Pak Damanik. Saya cari saya mobil, saya umpetin Setya Novanto, bawa ke Subang, gak bakal ketemu. Kalau dilakukan pelacakan, saat ini alat lacak itu bukan hal yang rahasia," papar Fredrich.
"100 persen kejadian itu bukan aneh. Mohon maaf masa saya bilang, eh saya bisa tolong kamu. Kamu nanti saya tabrak lalu pura-pura pingsan. Pak Setya Novanto memang gila? Idiot? Mau mempertaruhkan nyawanya. Banyak kejadian istri mau nakutin suaminya, pura-pura bunuh diri dan tahu-tahu lewat betul," kata Fredrich lagi.